Jatim RayaPemerintahan

COVID-19 Jatim Turun Drastis, 28 Kabupaten/Kota Level 1 dan 10 Kabupaten/Kota Level 2

74
×

COVID-19 Jatim Turun Drastis, 28 Kabupaten/Kota Level 1 dan 10 Kabupaten/Kota Level 2

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Gerak cepat dan sinergi terus dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jawa Timur. Berbagai pihak pun bahu membahu, bergotong royong mengerahkan upayanya untuk dapat menekan Covid-19.

Berdasarkan rilis harian Kemenkes RI dan RS Online periode 15 Juli – 27 September 2021, beberapa unsur mengalami penurunan. Diantaranya, kasus harian dari 8.230 menjadi 92. Artinya terjadi penurunan sebanyak 98% pada rentang waktu periode tersebut. Kasus kematian harian mengalami penurunan dari 211 orang menjadi 14 atau turun sebanyak 93%.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terima kasih atas kerja keras, sinergi,  do’a serta kolaborasi dari tenaga kesehatan (nakes), Forkopimda, dan berbagai elemen strategis masyarakat.

“Alhamdulillah, dari data yang dilansir dari rilis harian Kemenkes RI maupun RS Online, jumlah kasus harian kita mengalami penurunan sebanyak 98%. Begitu juga BOR RS terus menurun signifikan. BOR isolasi misalnya terdapat penurunan sebanyak 75% periode 15 Juli-27 September 2021,” katanya.

Dari segi keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) juga mengalami penurunan baik Isolasi, ICU pada RS, maupun BOR pada RS Lapangan. BOR Isolasi pada periode 15 Juli – 27 September 2021 menurun dari 81% menjadi 6% atau terjadi penurunan sebesar 75%. BOR ICU menurun dari 78% menjadi 11% atau turunnya sebanyak 67%.

Sementara BOR RS Lapangan juga mengalami penurunan dari 74% menjadi 5% atau turun 69%. Sebagai informasi, WHO menyatakan maksimal keterisian BOR di daerah adalah 60 persen.

“Ini patut kita syukuri bersama dan saya sampaikan terima kasih atas kerja keras dan sinergi dari berbagai elemen masyarakat di Jatim. Pada saat yang sama mohon tetap jaga protokol kesehatan dan percepat vaksinasi,” lanjut Gubernur Khofifah.

Terjadinya penurunan atau pelandaian BOR yang signifikan ini menjadi kabar baik. Apalagi di Jatim penurunan tak hanya BOR Isolasi, tetapi juga ICU dan RS Lapangan. “Meski BOR kita berada di bawah standar yang ditetapkan WHO, namun saya mohon tetap waspada dan diikuti dengan disiplin protokol kesehatan (prokes) serta percepatan vaksinasi,” pintanya.

Pada kesempatan yang sama, Ia juga memaparkan, jumlah kabupaten/kota di Jatim yang masuk level 1 bertambah menjadi 28 daerah. Hasil ini diperoleh berdasarkan hasil assesment situasi Covid-19 dari Kemenkes RI per 26 September 2021 yang dirilis 27 September 2021.

Sebagai informasi, assesment yang dilakukan Kemenkes RI tersebut berdasarkan atas hasil 6 parameter yaitu Kasus Konfirmasi, Rawat Inap RS, Kematian, Testing, Tracing dan Treatment yang dilakukan secara masif dan terukur sehingga menghasilkan predikat memadai.

Adapun 28 kabupaten/kota yang masuk level 1 antara lain Kab. Tuban, Sumenep, Situbondo, Sidoarjo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kab. Sampang, Ponorogo, Pasuruan, Pamekasan, Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, Lumajang, Lamongan, Kota Surabaya, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Batu, Kab. Kediri, Jombang, Jember, Gresik, Bondowoso, Bojonegoro, Blitar, dan Banyuwangi.

Sementara untuk daerah di Jatim yang berada pada level 2 yaitu sebanyak 10 kabupaten/kota. Diantaranya, Kab. Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Madiun, dan Bangkalan.

“Alhamdulillah jumlah kabupaten/kota di Jatim kembali mengalami penambahan pada level 1. Sebanyak 73,68% atau 28 daerah di Jatim sudah masuk level 1, sementara  level 2 sebanyak 26,32% atau 10 kabupaten/kota di Jatim,” tandas Gubernur Khofifah.

Meski demikian, Gubernur Khofifah terus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap  waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Ini penting, karena kedisiplinan menjalankan prokes menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19.

“Terima kasih atas semua kerja keras, kekompakan dan do’a terbaik untuk kita semua. Kita terus berikhtiar dan berdoa agar kondisi Covid-19 di Jatim makin terkendali, dan makin melandai. Mari kuatkan disiplin prokes dan percepat vaksinasi. Jangan lengah, jangan kendor,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *