SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Untuk menjadikan wilayah Putat Jaya utamanya Dolly dan Jarak sebagai kawasan yang bebas dari prostitusi memang bukan pekerjaan yang gampang dan cepat, meskipun Pemkot Surabaya telah berupaya keras.
Berbagai pelatihan UMKM dan pemberdayaan warga terdampak memang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Bahkan kini dikabarkan telah berhasil membuat kawasan Dolly sebagai produsen sepatu kulit.
Sayangnya kabar ini justru mendapatkan bantahan dari Amin warga Putat Jaya, yang mengatakan bahwa warga terdampak di sekitar Dolly dan Jarak sampai saat ini masih belum bisa memulihkan kehidupan ekonominya seperti sebelumnya.
“Saya ingin mengadu ke dewan terkait pernyataan pak Aden Dharmawan wakil ketua DPRD Surabaya di Jawa Pos yang katanya masih ada rumah brodil yang beroperasi di wilayah Doly dan Jarak, itu memang benar, tapi alasannya demi perut,” jelasnya. Rabu (29/6/2016)
Mengaku sebagai warga asli Putat Jaya, Amin juga mengatakan jika kondisi sebenarnya warga terdampak tidak sebaik pemberitaan di sejumlah media.
“Sebagai warga setempat, saya memang mengakui masih ada kegiatan protitusi, alasannya ya perut, ini kondisi yang sebenarnya, bukan seperti pemberitaan di media yang katanya warga terdampak telah bisa mandiri, kata siapa, silahkan cek sendiri dilapangan,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Amin yang didampingi Saputro alias Pokemon ini juga membantah jika selama ini warga terdampak di sekitar Dolly sudah bisa mandiri dengan usaha UMKM binaan Pemkot Surabaya.
“Siapa bilang pabrik sepatu itu jalan, cek sendiri saja, kondisinya tidak ada, yang jaga hanya satpam, itu hanya euforia saja, kenyataannya kosong, termasuk yang jualan samiler, itu bukan warga setempat, tapi dari sidoarjo,” pungkasnya. (q cox)