Pemerintahan

Di Hari Kesakatian Pancasila, Wali Kota Risma: Implementasikan Pancasila Dalam Kehidupan

932
×

Di Hari Kesakatian Pancasila, Wali Kota Risma: Implementasikan Pancasila Dalam Kehidupan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada, Sabtu, (1/6/2019) di halaman Taman Surya, Balai Kota Surabaya.

Pada kesempatan ini, upacara diikuti oleh seluruh pegawai dan pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya. Tak ketinggalan para pelajar dan veteran juga hadir dalam upacara tersebut. Dalam momen ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin jalannya upacara yang juga bertepatan pada bulan suci Ramadhan.

Wali Kota Risma menyampaikan amanat sambutan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia. Ia mengatakan, Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para “Pendiri Bangsa” merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia.

“Walaupun kita sebagai bangsa masih belum secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa eksistensi keindonesiaan baik sebagai bangsa maupun negara masih dapat bertahan kini berkat Pancasila,” kata dia saat membacakan sambutan Plt Kepala BPIP RI Hariyono.

Ia menuturkan, Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. Keberagaman kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif.

Menurut dia, proses internalisasi sekaligus pengamalan nilai-nilai Pancasila harus dilakukan dan diperjuangkan secara terus menerus. Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Berkat Pancasila yang berkelindan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam wadah slogan “Bhinneka Tunggal Ika,” tuturnya.

Dalam momen ini, Wali Kota Risma juga mengajak seluruh masyarakat untuk mengimplementasikan nilai-nilai lahirnya Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, ajaran Pancasila sudah tertuang di dalam semua kitab suci. Misalnya pada sila ke-1 yang menyebutkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Itu kita semua diajarkan untuk mempunyai Tuhan. Jadi sebetulnya dalam kitab suci itu diambil untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Selain itu, pada sila kedua yang menyebut, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Menurutnya, esensi pada sila ke-dua adalah mengajarkan kepada masyarakat agar menghindari sikap egois atau menang sendiri.

Wali Kota Risma mencontohkan, dalam ajaran islam juga diajarkan untuk bersedekah atau zakat kepada sesama. Artinya, bagi umat muslim yang mampu, diwajibkan untuk membantu orang yang membutuhkan.

“Kalau kita punya kelebihan maka kita harus berzakat, bersedekah, memberikan ke orang lain. Artinya kita tidak bisa memikirkan diri kita sendiri,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Sementara pada sila ke-empat yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Menurut Wali Kota Risma, setiap Negara harus ada seorang pemimpin yang bertugas untuk mengatur tatanan kehidupan suatu bangsa. Dengan begitu maka terciptalah suatu kemakmuran bangsa.

“Gimana kalau tidak ada yang pimpin, gimana kemudian kalau tidak ada yang ngatur. Jadi kemudian pencipta Pancasila ini sangat luar biasa menurut saya,” jelasnya.

Wali Kota Risma menambahkan dalam nilai-nilai pancasila juga menjelaskan tatanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap Negara mempunyai aturan yang mengikat, tak terkecuali Negara Indonesia.

Tujuannya adalah keberagaman yang ada di Indonesia itu dapat memperoleh hak keadilan yang sama. Hal ini tercantum dalam sila ke-lima yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

“Itulah dia kenapa semua memang harus ditata. Tidak ada kemudian yang menguasai terlalu banyak. Kemudian sementara orang lain tidak ada. Mari kita amalkan (Pancasila),” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *