Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Dialog Dengan Micro Influencer Olshop, Wagub Emil: Pemerintah dan Pelaku Usaha Berkolaborasi Kaji Kebijakan

120
×

Dialog Dengan Micro Influencer Olshop, Wagub Emil: Pemerintah dan Pelaku Usaha Berkolaborasi Kaji Kebijakan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berdialog dengan sejumlah pelaku bisnis _online_ yang terdampak oleh penutupan kanal belanja online dengan layanan _live shopping_ di Revolusi Ngopi, Jumat (19/10). Wagub Jatim ini menampung aspirasi pelaku usaha yang sebagian besar merupakan milennilai dan Gen Z.

Dari diskusi ini, Wagub Emil berpandangan pemerintah dapat mengkaji lebih lanjut kebijakan seputar pemerataan peluang usaha online maupun offline. Apalagi, kini di kanal belanja online terdapat banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan micro influencer yang berupaya memperluas usaha mereka.

“Ada pro dan kontra atas ditutupnya kanal belanja online seperti Tiktok Shop. Manakala ada usaha hulu dan hilir dicampur tentu ada kekhawatiran atas pemerataan rezeki. Ada yang tadinya bisa kreatif secara online lalu terdampak. Indonesia ini negara Ekonomi Pancasila. Maka kita bisa bersama mereview dan mengkaji kebijakan itu untuk tahu manfaat dan mudharatnya,” ungkapnya.

Wagub Emil pun mendukung adanya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk bersama mengkaji kebijakan terbaik bagi perekonomian masyarakat. “Sepinya pusat perbelanjaan ini fenomena global. Pemerintah, pelaku bisnis, dan penyedia jasa harus saling berkolaborasi supaya kebijakan yang dibuat tidak _meruweti_ hidup orang. Tidak ada yang statis, kita ambil kebijakan, review bersama pelaku, dan kaji bersama,” ujarnya.

Disebutkan olehnya, salah satu langkah terus digencarkan Pemprov Jatim bisa sampai ke taraf pemerintah daerah adalah onboarding usaha sehingga UMKM beroperasi online dan offline. “Kita perhatikan nasib dari para pelaku UMKM. Bahwa mereka harus migrasi online itu suatu keniscayaan dan tentunya kami dari pemerintah di semua jenjang, sampai ke level pemerintah desa, juga kelurahan cari bagaimana cara efektif untuk onboarding,” sebutnya.

Mengajak para pelaku menjadi Hybrid, melangsungkan offline danonline sehingga pendapatan mereka juga bisa bertambah. “Saya dengar juga platform itu mulai berbenah supaya bisa lebih memenuhi harapan untuk lebih sesuai regulasi dan bisa terus bermanfaat,” sambungnya.

Wagub Emil juga menyoroti perubahan perilaku konsumen, dimana masyarakat lebih sering berbelanja jasa ketimbang barang. Terkait hal ini, ia mendukung adanya berbagai pelatihan diversifikasi profesi yang dapat diinisiasi oleh Pemprov, Pemda, dan komunitas sehingga platform digital dapat juga digunakan untuk menawarkan jasa.

“Kini kebutuhan orang mulai bergeser. Ini yang harus kita cermati. Maka kami di pemerintah tidak serta merta mendorong pelaku usaha ke satu arah. Jangan semua dibuat seragam menciptakan produk yang sama, diajari skill yang sama hingga kemudian konsumen jenuh,” pungkasnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *