SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau proses pembangunan museum Pendidikan di Jalan Genteng Kali. Pemantauan dilakukan, untuk mengetahui sejauhmana renovasi berlangsung.
Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merencanakan untuk meresmikan museum tersebut bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan, 10 Nopember mendatang.
Dalam kunjungannnya ke Museum, Wali kota didampingi beberapa pejabat Pemkot Surabaya, diantaranya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Chalid Bukhori, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), M. Fikser, Kepala Dinas Perhubungan, Irvan Wahyu Drajat serta Robben Rico, Kepala Bagian Administrasi Pembangunan.
Di atas kursi roda, Wali Kota Risma memberikan arahan kepada pihak pelaksana proyek, agar mempercantik bangunan bersejarah itu. Sebelum direnovasi menjadi Museum Pendidikan, bangunan tersebut merupakan bekas Sekolah Taman Siswa.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, Sabtu (26/10/2019) mengakui, renovasi bangunan eks Sekolah Taman Siswa dipercepat, agar bisa diresmikan pada saat Peringatan Hari Pahlawan.
“Kita lakukan percepatan. Tapi, taman belakang tetap seperti semua, karena ada ceritanya ada zaman purbakala, ada zaman majapahit. Kemudian, kedua pintu depan akan dikembalikan seperti bentuk asalnya,” kata Eri
Di kompleks Sekolah Taman Siswa itu, tampak bangunan utama yang masih kokoh dengan arsitektur Kolonial Belanda, berupa pintu besi dan pintu kupu tarung. Dua pintu, yang bentuknya gebyok dengan empat sisi, dinding pintunya yang tertutup akan dibuka, sedangkan dinding lainnya akan dibuat taman.
Untuk memberikan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas akan dilengkapi Ram (Jalur altternatif bagi orang yang tak dapat menggunakan tangga). Karena proyek tersebut sifatnya rekonstruksi bangunan cagar budaya. Jadi apabila ada beberapa komponen bangunan yang rusak atau hilang, direplikasi sesuai kondisi sebelumnya.
“Percepatan kita bergantung pada pintu. Kalau sudah dapat pintu, maka target selesai 10 Nopember bisa dicapai,” tutur Eri Cahyadi
Museum Pendidikan menempati lahan seluas 1.452 meter persegi. Bangunan eks Sekolah Taman Siswa tersebut sebelumnya milik asing, Tiongkok.
Mengenai koleksi, Eri menyampaikan, selain buku-buku, ada sejumlah koleksi lainnya yang disiapkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Di museum pendidikan, sejumlah koleksi sudah disetting penempatannya. Di Komplek Museum Pendidikan, disamping diisi koleksi buku, juga terdapat beberapa ruang lainnya untuk kegiatan seminar dan pengajaran. (q cox)