SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya siap menjalankan program Makan Bergizi Gratis di Kota Pahlawan. Karena itu, Dispendik Surabaya tengah menyiapkan sejumlah hal untuk memastikan kesiapan semua SD dan SMP negeri maupun swasta.
Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan bahwa pihaknya telah siap menjalankan program Makan Bergizi Gratis yang rencananya dimulai serentak pada 2025 mendatang. Sejumlah kesiapan itu, salah satunya adalah berdasarkan hasil pengamatan uji coba Makan Bergizi Gratis di lima sekolah dasar, selama periode Juli hingga November 2024.
Pelaksanaan uji coba berlangsung di SD Negeri Klampis Ngasem III /512, Jalan Manyar Kertoarjo III Nomor 107 dan SD Negeri Menur Pumpungan, Jalan Manyar Kartika Timur Nomor 8. Saat ini bertambah tiga sekolah lagi, yakni SD Negeri Wonorejo V/316, Jalan Tempel Sukorejo 1/55, SD Negeri Lidah Kulon IV, Jalan Lontar Lidah Kulon V Nomor 1 dan SD Negeri Margorejo V/407, Jalan Margorejo Tangsi III Nomor 5, Kota Surabaya.
“Tahun depan berjalan sudah siap. Alhamdulillah, kita sudah uji coba dan sudah memiliki role model di lingkungan sekolah. Contohnya, Pak Walikota menyampaikan harus disiapkan lingkungan sekolah yang berdekatan dengan UMKM,” kata Yusuf, Selasa (26/11/2024).
Yusuf menjelaskan, usulan produksi Makan Bergizi Gratis dapat bekerjasama dengan UMKM yang dekat dengan lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan guna mendekatkan jarak pendistribusian makanan tersebut. Dengan demikian, Dispendik Surabaya akan berkolaborasi dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya terkait produksi program Makan Bergizi Gratis.
Sedangkan terkait menu yang disediakan, Dispendik akan bersinergi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Nantinya, menu tersebut harus mengandung 4 sehat 5 sempurna sesuai dengan uji coba yang dilakukan di lima sekolah dasar di Surabaya. Antara lain, berisikan nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan susu. Kemudian, terkait kebersihan lingkungan sekolah, pihaknya akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya.
“Kesiapan lainnya, para pelajar ada yang bertanggung jawab mendistribusikannya kepada teman sekelas setelah diantar, ada yang bertanggung jawab pada kebersihan untuk cuci tangan, maupun membuang sampah sehabis makan. Serta mengingatkan untuk berdoa sebelum makan,” jelasnya.
Menurutnya, pembiasaan perilaku positif akan berdampak pada karakter pelajar di Surabaya. Ia mencontohkan, kebiasaan menjaga lingkungan dapat dimulai dengan membersihkan sisa atau bungkus makanan dan langsung dibuang ke sampah. “Sehingga tidak berceceran, jadi mereka latihan manajemen di kelas maupun di lingkungan sekolah. Ini sebagai upaya edukasi kepada para siswa,” ujarnya.
Tahapan selanjutnya, Dispendik Surabaya tengah menunggu arahan resmi dari Kementerian Pendidikan dan Menengah (Dikdasmen) Republik Indonesia (RI), mengenai kepastian menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dispendik Surabaya pun telah menghitung perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. Setelah dihitung, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp1,1 triliun dengan harga satu produksi makanan senilai Rp15 ribu per hari.
“Jumlah siswa SD/Mi mencapai 250 ribu, lalu SMP/Mts 105 ribu. Untuk sekolah non muslim, saya sudah bertemu dan mereka memiliki model catering di kantin karena full day. Tapi kami masih menunggu arahan kementerian,” terangnya.
Meski begitu, sambil menunggu arahan resmi Dikdasmen RI, Dispendik Surabaya telah memiliki sejumlah role model yang telah dipersiapkan untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis. Ke depan, Yusuf berharap sinergitas antara Pemkot Surabaya dengan PT. Gojek Tokopedia (GOTO) saat uji coba program Makan Bergizi Gratis, dapat kembali berjalan.
“Sekolah sudah menyiapkan distribusi pengiriman, dan sudah terbentuk, seperti ada yang bekerjasama dengan Gojek,” pungkasnya. (q cox)