Pemerintahan

Dispusip Surabaya Kembangkan Aplikasi Banpusboyo untuk Standarisasi Perpustakaan dan Gaet Minat Baca Generasi Z

151
×

Dispusip Surabaya Kembangkan Aplikasi Banpusboyo untuk Standarisasi Perpustakaan dan Gaet Minat Baca Generasi Z

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya tarik perpustakaan di Kota Pahlawan.

Kepala Dispusip Surabaya, Mia Santi Dewi, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengembangkan aplikasi Bank Data Perpustakaan Surabaya (Banpusboyo) sebagai langkah strategis untuk standarisasi perpustakaan dan mempermudah pembinaan.

“Aplikasi ini akan sangat membantu pekerjaan kami, karena saat ini tugas kami adalah membina seluruh perpustakaan yang ada di Surabaya,” ujar Mia, sapaan akrabnya, Jumat (11/4/2025).

Ia menjelaskan total perpustakaan di Surabaya mencapai 2.042 unit. Namun, berdasarkan kewenangan Pemkot Surabaya, Dispusip bertanggung jawab atas pembinaan sekitar 900 perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan SD dan SMP. Serta ditambah dengan perpustakaan umum, dan Taman Baca Masyarakat (TBM).

“Seluruh perpustakaan yang ada di Surabaya jumlahnya 2.042 unit. Tapi, jika berdasarkan kewenangan, seperti perpustakaan perguruan tinggi menjadi kewenangan perguruan tinggi itu sendiri, dan perpustakaan SMA menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mia menerangkan bahwa aplikasi Banpusboyo dirancang agar pengelola perpustakaan dapat secara mandiri melakukan pendataan awal terhadap perpustakaannya. “Setelah mereka menilai secara mandiri, kami akan melakukan verifikasi, lalu memberikan pendampingan bagi perpustakaan yang mengalami kesulitan,” katanya.

Pendampingan ini akan diberikan jika perpustakaan membutuhkan bantuan untuk memenuhi standar nasional perpustakaan (SNP). “Untuk menjadi perpustakaan yang terstandarisasi nasional, ada ketentuan. Maka kami buat aplikasi ini agar pengelola perpustakaan bisa menilai secara mandiri, yang masih kurang akan kami lakukan pendampingan agar mereka melengkapi sesuai SNP,” imbuhnya.

Perpustakaan yang telah memenuhi SNP, menurutnya, akan diusulkan untuk mendapatkan akreditasi. Aplikasi Banpusboyo ini nantinya hanya dapat diakses oleh pengelola perpustakaan, seperti pengelola perpustakaan sekolah.

“Jika mereka kesulitan dan membutuhkan pendampingan, kami akan datang ke sekolah untuk mencocokkan data, seperti verifikasi lapangan,” ujar dia.

Selain fokus pada standardisasi, Dispusip Surabaya juga berupaya menarik minat baca generasi Z dengan menghadirkan inovasi berupa Virtual Reality (VR) Corner di Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya. Sebab, Dispusip Surabaya memiliki arsip cerita sejarah dan film tentang kepahlawanan Surabaya yang belum banyak diminati masyarakat.

“Sehingga kami menyajikan itu melalui VR Corner agar gen Z lebih mudah tentang sejarah Surabaya. Sebetulnya mereka tertarik tentang sejarah, tetapi terkadang yang ada di benak mereka perpustakaan hanya menyimpan arsip berdebu, rak buku berderet, dan ruangan yang sunyi,” tuturnya.

Dengan inovasi ini, Dispusip ingin mengubah stigma tersebut dan menjadikan perpustakaan bukan hanya tempat membaca buku, tetapi juga sumber informasi yang menarik. Rencananya, VR Corner akan dibangun di Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya dan ditargetkan selesai serta diluncurkan pada bulan November 2025.

“Inovasi ini adalah menyajikan sejarah masa lalu versi masa kini dengan kemasan kekinian,” tegasnya.

Di samping itu, Mia mengaku Dispusip Surabaya juga berupaya mengembangkan peningkatan kualitas fisik dan layanan di Perpustakaan Umum Rungkut. Tujuan utama dari branding ini adalah agar perpustakaan dapat berfungsi secara maksimal, tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat informasi, penelitian, dan rekreasi.

Ia berharap dengan penataan ulang ini, perpustakaan dapat menjadi tempat yang nyaman bagi anak muda untuk berkumpul dan menjadi pilihan utama mereka. “Kemarin kita juga sudah mengajukan Dana Alokasi Khusus (DAK),” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *