SURABAYA (Suarapubliknews) – Proyek distribusi air bersih siap minum melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan di Pasuruan, Jawa Timur telah beroperasi. Bahkan, proyek SPAM legendaris tersebut, bakal dapat dinikmati warga di beberapa kawasan Kota Surabaya.
“Kemarin sudah coba dialirkan ke Kota Surabaya, sudah kita terima. Kapasitas yang kita bisa terima sampai sekarang 100 liter per detik, nanti akan ditingkatkan bertahap mencapai 1000 liter per detik,” kata Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya, Mujiaman Sukirno, Senin (03/08/220).
Karenanya, pihaknya menyatakan, bahwa tahapan saat ini adalah fokus bagaimana meningkatkan kecepatan debit aliran air dari 100 liter per detik menjadi 1000 liter per detik. “Tentu perlu support dari pihak swasta, dalam hal ini pihak pengelola dan pengembang,” katanya.
Jika nantinya konsumen mengganti air PDAM dengan SPAM Umbulan, maka harus ada kesepakatan harga. Sebab, kata Mujiaman, saat ini debit aliran air SPAM Umbulan ke Kota Surabaya masih terbilang kecil dan perlu ditingkatkan kapasitasnya.
“Harapan saya soal kita menjual ke swasta ini kalau bisa diselesaikan secara komersial. Artinya apa? Mereka (konsumen) mampu menanggung harganya, PDAM mampu melayani. Ini kan win win,” ungkap dia.
Menurut dia, beberapa kawasan di Surabaya bakal segera dapat menikmati air siap minum dari SPAM Umbulan. Beberapa kawasan dipilih karena kualitas perpipaan-nya baru dan tingkat kebocorannya rendah. Namun, kawasan itu ke depan tentunya akan terus diperluas.
“Kawasan mana? tentu saja kawasan yang sudah established, yaitu Pakuwon, Ciputra, Graha Family dan sekitarnya,” ujarnya.
Ketika ditanya terkait perbedaan harga distribusi air SPAM Umbulan dan PDAM? Mujiaman menyatakan, bahwa air PDAM harganya jauh lebih murah. Hal ini tentunya karena faktor kapasitas air PDAM saat ini mencapai 12 ribu liter per detik.
“Sehingga harga rata-rata kita (PDAM) sekitar di bawah Rp 2 ribu. Sedangkan Pemprov Jatim menargetkan untuk mengirim ke kita (SPAM Umbulan) Rp 2400, lebih mahal. Dan kita tadi kehilangan air sudah kita hitung. Jadi kita lebih murah lagi,” papar dia.
Meski demikian, kata Mujiaman, karena SPAM Umbulan adalah proyeksi nasional, tentunya harus di-support sebagai percontohan kota atau kabupaten lain. Harapannya, bagaimana Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk pembangunan infrastruktur di Jawa Timur, khususnya Surabaya ini bisa berjalan baik.
“Ini penting, karena pemerintah pusat sudah menyiapkan per-undangan peraturan untuk mempercepat pembangunan dengan cara KPBU itu. Masih sedikit sekali yang memanfaatkan. Alhamdulillah Jawa Timur sudah memiliki ini,” kata Mujiaman.
Dia menilai, bahwa SPAM Umbulan ini jika berhasil diterapkan di Surabaya tentunya dapat dijadikan role model pembangunan bagi kota atau kabupaten lain. Dengan begitu, pembangunan di kota atau kabupaten lain akan lebih cepat.
“Ini bisa dijadikan model kalau ini berhasil. Maka pembangunan di Surabaya atau kota-kota lain nanti akan lebih cepat, karena menggunakan dana pemerintahan sangat sedikit,” ungkap dia.
Namun begitu, pihaknya belum menetapkan harga resmi distribusi SPAM Umbulan ke beberapa kawasan di Surabaya. Sebab, harga yang dipatok Pemprov Jatim sekitar Rp 2400 itu belum termasuk biaya listrik, pembangunan instalasi pipa, Sumber Daya Manusia (SDM), perawatan, hingga perhitungan risiko kehilangan air.
“Kalau kita beli Rp 2400, tinggal kita tambahi biaya listrik, biaya manusia, dan biaya perawatan. Syukur-syukur dari pihak swasta bisa memberikan subsidi kepada masyarakat kecil,” katanya.
Pihaknya berharap, tak hanya infrastruktur yang memadahi untuk mendukung distribusi air siap minum dari SPAM Umbulan. Namun, kesiapan pelanggan untuk menerima distribusi air ini juga penting.
“Diharapkan tahun depan bisa mencapai 1000 liter per detik. Sudah tersambungkan ke penampung kita. Dari penampung dikirimkan ke luar lagi,” tandasnya. (q cox, and)