SURABAYA (Suarapubliknews) – Pandemi virus Corona atau Covid-19 pada sebagian besar negara di dunia, menyebabkan banyaknya perubahan yang signifikan. Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember menggelar sarasehan daring mendiskusikan momentum kebangkitan menuju era normal baru (new normal).
Direktur DRPM ITS Agus Muhamad Hatta ST MSc PhD mengatakan jika hal tersebut selaras dengan makna dari Hari Kebangkitan Nasional ini, di mana kerja sama dan sinergi satu sama lain sangat diperlukan untuk bangkit di tengah-tengah cobaan yang melanda sebagian masyarakat. Lebih dari dua bulan virus Corona telah menyerang Indonesia, banyak perubahan besar yang terjadi pada masyarakat sekarang.
“Mulai dari kegiatan bekerja, sekolah, dan berbagai aktivitas yang lain. Perubahan tersebut yang memunculkan banyak kebiasaan baru oleh masyarakat dalam menjalani kehidupan. Ini momentum yang tepat untuk bangkit ke era normal baru,” ungkap dosen Departemen Teknik Fisika ITS tersebut.
Dalam kebutuhan pangan Indonesia, momentum sekarang peluang besar bagi bahan pangan lokal untuk dikonsumsi oleh masyarakat di tengah ketidakstabilan ekonomi dunia saat ini. Produksi umbi-umbian, sagu, atau bahan pangan lokal lainnya perlu dikembangkan, dilakukan pengembangan oleh masyarakat ataupun pemerintah.
Dalam hal teknologi, proses pembelajaran juga telah dilakukan secara daring. Hal tersebut menunjukkan perkembangan dalam sistem pembelajaran di Indonesia. Dalam sarasehan tersebut, dibahas juga mengenai ide dalam melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa secara daring. Untuk mengimplementasikannya, jika diperlukan dukungan dari banyak pihak, seperti mahasiswa, dosen, masyarakat, ataupun lainnya.
Sarasehan yang terbuka untuk umum tersebut juga dihadiri oleh berbagai kalangan. Sehingga Hatta berharap jika dengan ini mereka bisa mendapatkan berbagai pandangan mengenai potensi yang bisa dibangun ke depannya. “Selayaknya momen Hari Kebangkitan Nasional pada hari ini,” pungkas Hatta. (q cox, tama dinie)