BisnisPeristiwa

Dorong Swasembada Gula, SUGAREX Indonesia 2025 Pamerkan Inovasi Teknologi dan Keberlanjutan

75
×

Dorong Swasembada Gula, SUGAREX Indonesia 2025 Pamerkan Inovasi Teknologi dan Keberlanjutan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Pameran industri gula terbesar di kawasan, SUGAREX Indonesia 2025, resmi digelar di Dyandra Convention Centre, Surabaya. Mengusung tema “Membangun Masa Depan Manis Indonesia melalui Inovasi, Teknologi, dan Keberlanjutan di Industri Gula”, ajang dua tahunan ini memasuki edisi ke-7 dengan menghadirkan lebih dari 80 peserta pameran dan perwakilan dari 12 negara.

Acara yang diinisiasi oleh PT Fireworks Indonesia ini menjadi wadah bagi pelaku industri gula nasional dan global untuk berbagi teknologi, memperkuat jejaring bisnis, serta mendorong transformasi menuju industri gula yang lebih modern dan berkelanjutan.

CEO Fireworks Trade Media Group, Kenny Yong, menjelaskan bahwa SUGAREX tahun ini merupakan ajang paling komprehensif di sektor gula, mempertemukan lebih dari 100 merek internasional dengan fokus pada efisiensi dan ketahanan pangan nasional.

“Indonesia tengah berupaya memperkuat sektor gulanya menuju swasembada. SUGAREX menjadi platform penting untuk berbagi teknologi, membangun kemitraan strategis, dan mempercepat modernisasi pabrik gula di tanah air,” ujarnya.

Menurutnya, berbagai inovasi yang dipamerkan kali ini mencakup otomatisasi pabrik, sistem drone untuk survei perkebunan, hingga pengembangan etanol sebagai produk turunan tebu yang mendukung transisi energi bersih.

Ketua Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menegaskan pentingnya peran teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, terutama di Jawa Timur yang menyumbang 50% produksi gula nasional atau sekitar 1,2 juta ton per tahun.

“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan SUGAREX yang secara konsisten hadir di Surabaya selama 14 tahun. Dengan keterlibatan 12 negara, ini menjadi kesempatan berharga bagi pelaku industri tebu rakyat untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru,” katanya.

Adik menambahkan, adopsi teknologi menjadi keharusan di tengah tantangan seperti keterbatasan tenaga kerja dan meningkatnya biaya produksi. “Mau tidak mau, industri tebu harus bertransformasi melalui inovasi dari hulu ke hilir,” imbuhnya.

Sementara itu, Head of Business Division Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Risvan Kuswurjanto, menilai gelaran SUGAREX sejalan dengan upaya peningkatan produktivitas nasional.

“Indonesia masih menghadapi gap antara kebutuhan gula sekitar 2,8–3 juta ton per tahun dengan produksi 2,4 juta ton. Melalui pameran ini, kami berharap teknologi modern bisa langsung menyentuh sektor tebu rakyat agar produktivitas meningkat dan biaya bisa ditekan,” jelasnya.

Menurut Risvan, penerapan teknologi baru tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuka peluang pengembangan industri turunan seperti bioetanol yang strategis bagi keberlanjutan energi nasional.

Selain pameran, SUGAREX Indonesia 2025 juga menghadirkan Konferensi Industri Gula bertema “Mentransformasi Industri Gula Indonesia melalui Teknologi, Peningkatan Produktivitas, dan Solusi Zero Waste”. Forum ini melibatkan sejumlah asosiasi utama seperti P3GI, Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), dan LPP Agro Nusantara.

Kenny Yong menutup dengan menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta, mitra, dan media yang mendukung ajang ini. Ia memastikan, edisi berikutnya akan digelar pada 2027 di Jakarta, dengan skala dan inovasi yang lebih luas. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *