JEMBER (Suarapubliknews) – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak terus mendorong sektor UMKM terutama para pengrajin bordir dan batik untuk terus bangkit dan berkembang, pasca pelemahan yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Salah satunya melalui pelatihan Teknik Kolaborasi Inovasi Bordir di Atas Kain Batik.
“Mengawinkan bordir dan batik ini bukanlah sesuatu hal yang baru. Ada seni, ada tekniknya, dan ada keindahannya. Jadi pelatihan seperti ini rutin kita lakukan juga sebagai bagian memberikan semangat dan motivasi kepada para pengrajin batik dan bordir agar terus bangkit pasca pelemahan akibat pandemi Covid-19,” katanya saat membuka Pelatihan Singkat Produk Dekranasda ‘Teknik Kolaborasi Inovasi Bordir di Atas Kain Batik’ di Hotel Aston Jember.
Menurutnya, batik dan bordir ini merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipertahankan. Apalagi dari setiap motif batik tersirat makna dan arti masing-masing, serta sejarah yang terkandung di dalamnya.
“Kami di Dekranasda Jatim sangat kompak, pelatihan yang kami berikan kepada para pengrajin dan UMKM juga bermacam-macam baik dari segi pemasarannya, produksinya, maupun packagingnya. Dekranasda terus bermitra bersama OPD terkait seperti hari ini kami bersama dengan Dinas Koperasi dan UKM Jatim, untuk bisa memberikan solusi dan sumber ilmu agar UMKM di Jatim bisa terus bangkit,” terang Arumi.
Arumi menyadari, selama dua tahun pandemi Covid-19, banyak sektor UMKM yang terdampak, baik dari segi produksi maupun penjualannya. Namun, ia meyakini, kondisi pandemi yang terus melandai saat ini menjadi waktu yang tepat untuk para pengrajin kembali memompa semangatnya untuk terus bangkit.
“Situasi melandai ini membuat ekonomi perlahan bangkit dan inilah saat yang tepat untuk gas lagi semangat kita sembari terus menambah ilmu melalui pelatihan seperti ini. Saya yakin, dengan mulai membaiknya sektor ekonomi, konsumen mulai banyak yang kembali berbelanja produk-produk yang berhubungan dengan lifestyle termasuk batik dan bordir,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arumi mendorong para pengrajin batik dan bordir untuk terus berinovasi baik model, desain, maupun kualitas produknya. Selain itu, para pelaku UMKM diharapkan dapat saling berkolaborasi untuk memberikan nilai tambah terhadap produk-produknya.
Kolaborasi jadi kunci mindset para pengusaha menengah. Mindset pengusaha besar meningkatkan investasi, tapi ini juga berpengaruh terhadap resiko yang akan ditanggung. Tapi UMKM ada keterbatasan baik dari segi modal dan SDM. Tekniknya ya harus kolaborasi.
“Kita pintar di produksi, tapi kita juga harus mau kolaborasi dengan UMKM lain yang jago di bidang packaging, desain atau pemasaran digital. Sekali lagi, kami harap bapak ibu sekalian tidak patah semangat, tidak putus asa, tapi harus optimis kita semua bisa bangkit dari pandemi ini. Tetap jaga protokol kesehatan dengan ketat, dan semoga usaha yang kita lakukan terus berkembang dan ini semua seperti yang kita harapkan, yakni Jatim Bangkit,” terang istri Wagub Jatim ini.
Pelatihan ini sendiri digelar selama dua hari dan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Dimana para peserta diharuskan telah menerima vaksin Covid-19 dan menyertakan surat bebas Covid-19. Para peserta yang berjumlah 50 orang ini merupakan para pengrajin bordir dan batik, yang berasal dari wilayah Bakorwil Jember seperti Probolinggo, Jember, Situbondo, Banyuwangi dan Bondowoso. (q cox, tama dinie)