BisnisJatim Raya

Dukung Ekonomi Berkelanjutan, ITS Gelar BUMDes Award

29
×

Dukung Ekonomi Berkelanjutan, ITS Gelar BUMDes Award

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Guna mendorong kemajuan perekonomian yang berkelanjutan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan International Conference on Community Services and Public Policy (ICCSP) sekaligus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Award. Kegiatan yang digagas oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) ITS ini digelar di Gedung Pusat Riset ITS.

Dilaksanakannya BUMDes Award ini diharapkan dapat menumbuhkan potensi untuk mengembangkan desa wisata di Indonesia. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan Asian Institute of Technologies Alumni Association (AITAA), Ikatan Dosen Pengembang Ekosistem Ekonomi Desa (IDEA), dan Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI).

Kepala PKKPBI ITS Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada BUMDes tahun ini berskala nasional. Namun, baru mencapai Pulau Jawa dan Bali karena dilakukan secara bertahap. Pemenang didapatkan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. “Nantinya diharapkan PTN dan PTS yang beraliansi dengan ITS bisa sharing knowledge,” ujarnya.

Tahun ini merupakan ajang kedua BUMDes Award dan mengalami perkembangan hingga skala nasional. Pada tahun sebelumnya, BUMDes Award diselenggarakan hanya pada lingkup Pulau Jawa. Adapun nominasi yang diberikan adalah kategori Product Innovation yang dimenangkan oleh BUMDes Khasanah Parakan dari Jawa Barat, Profitable Achievement Award diraih BUMDes Tunjung Mekar dari Bali, Community Development and Engagement dimenangkan BUMDes Mutiara Welirang dari Jawa Timur.

Sementara untuk kategori Good Corporate Governance diberikan kepada BUMDes Ijen Lestari dari Jawa Timur, ICT and Digitalization diserahkan kepada BUMDes Larasati dari Jawa Timur, dan terakhir untuk kategori Special Local Champion Award diraih oleh BUMDes Puspa Arum dari Bali.

Perhelatan BUMDes Award selanjutnya disambung dengan konferensi internasional ICCSP yang mengambil tema Crypto Economy and Economy Upscaling Women Entrepreneur. Sebagai salah satu panelis, Niniet Indah Arvitrida ST MT PhD dari dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS berharap bahwa ITS memiliki program yang kuat dalam mendorong mahasiswi dan perempuan menjadi pengusaha.

“Indonesia memiliki banyak potensi yang belum tersentuh inovasinya. Supply chain bisa disentuh dengan meratakan keadilan dari petani dan nelayan sebagai salah satu contoh bisnis,” paparnya.

Konferensi ini juga menghadirkan Prof Nafis Alam dari Monash University, Malaysia dengan pemaparan tentang Crypto Economy. Diungkapkan Nafis, seiring perkembangan zaman, uang terus berevolusi dari semula terbuat dari koin perak hingga menjadi crypto currency atau uang digital.

Dalam penerapan crypto currency, diperlukan block chain yang melibatkan banyak struktur ekonomi. “Konsep block chain harus dikenalkan dengan mudah agar bisa diimplementasikan dan harus mengetahui risiko untuk keamanan data,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) Sabdo Yusmintiarto beranggapan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih memiliki kesulitan dalam penerapan crypto economy.

Namun, perlahan UMKM Indonesia sudah menyentuh block chain. Yakni merupakan teknologi tercanggih saat ini yang terpercaya untuk menyimpan data. Sehingga, kemudahan block chain harus terealisasi lebih jauh sebagai jembatan dari proyek bisnis.

Terkait BUMDes sendiri, Sabdo menginginkan ke depannya ada sertifikasi untuk direktur BUMDes supaya lebih mudah dalam pengimplementasian kinerjanya. “Semoga tahun depan BUMDes Award dapat menyentuh seluruh Indonesia supaya menjadi barometer BUMDes yang maju dan yang kurang maju seperti apa,” tuturnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *