SURABAYA (Suarapublinews) – Komitmen untuk mewujudkan sinergi antar pemangku kepentingan di Indonesia menjadi penting guna lebih meningkatkan peranan ekonomi dan keuangan syariah bagi perekonomian nasional.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan Bank Indonesia terus membangun sinergi antar pihak untuk membangun ekonomi syariah di Indonesia dengan menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di sejumlah provinsi pada tahun ini, antara lain di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur.
“Sinergi yang erat dalam naungan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) tersebut tentunya menjadi penting untuk terus dijaga dan menjadi modal yang besar dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia di masa yang akan datang,” katanya.
Sinergi juga menjadi syarat penting dalam memperkuat pelaksanaan 4 strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019–2024.
Keempat strategi tersebut meliputi penguatan rantai nilai halal, penguatan sektor keuangan syariah, penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM), serta pemanfaatan ekonomi digital. Fesyar merupakan wajah baru dari pelaksanaan Indonesia Sharia Economy Festival ( ISEF) di daerah, yang telah terselenggara di Surabaya dalam lima tahun terakhir dan melahirkan beragam inisiatif yang menjadi rujukan nasional.
Melihat keberhasilan tersebut, ISEF didorong untuk memasuki level yang berbeda dengan menjadi event yang tidak hanya fokus pada skala domestik, namun juga menyentuh level global dengan keterlibatan investor dan forum internasional syariah yang lebih luas.
“Fesyar merupakan kegiatan bersama seluruh pihak yang memiliki keinginan kuat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang lebih maju dan terdepan di Indonesia,” papar Dody.
Penyelenggaraan Fesyar Indonesia 2019 merupakan salah satu strategi dalam memperkuat dan mempromosikan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dengan 3 (tiga) pilar utama yaitu memperkuat pondasi sektor usaha syariah pada pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penguatan halal value chain, meningkatkan alternatif pembiayaan dan kestabilan pasar keuangan syariah, komersial maupun sosial melalui ZISWAF serta mengoptimalkan kualitas pengembangan ekonomi syariah berbasis kajian dan riset.
“Optimisme perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia semakin kuat seiring dengan penghargaan yang baru saja diterima oleh Indonesia dari Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019, yang mendudukan Indonesia sebagai negara peringkat pertama di dunia dalam mengembangkan ekosistem keuangan syariah. Peringkat Indonesia bahkan naik cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang berada di peringkat ke-6,” terangnya.
Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa sinergi kegiatan terkait penguatan ekonomi dan keuangan syariah terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan Bank Indonesia Jawa Timur.
“Salah satu program sinergi penguatan ekonomi syariah di Jawa Timur adalah akselerasi program One Pesantren One Product (OPOP) yang saat ini telah mencapai sekitar 200 produk OPOP dan telah masuk menjadi salah satu program dalam RAPBD 2020 serta bersinergi dengan DPRD Jawa Timur,” tandasnya. (q cox, Tama Dinie)