SURABAYA (Suarapubliknews) –Dukungan terhadap usulan agar pelaksanaan PPKM dicabut di bulan suci Ramadhan yang disampaikan anggota DPR RI Muhammad Sarmudji yang juga Ketua DPD partai Golkar Jawa Timur terus mengalir. Hal ini mengemuka saat Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya bertemu dengan sejumlah pemilik depot dan pelaku UMKM di kota Surabaya.
Inggit Wijayanti pemilik Flavo Café mengatakan, sudah 2 tahun pihaknya kehilangan omset akibat kebijakan pengetatan selama 2 tahun terakhir, sebelum wabah Covid masuk ke Indonesia, setiap bulan suci Ramadhan tempatnya selalu ramai pesanan kegiatan buka bersama.
“Sejak PSBB dan PPKM, nyaris tidak ada omset sama sekali, padahal kami punya kewajiban untuk memberi THR karyawan, ” ujarnya.
Masih menurut Inggit, begitu mendengar adanya usulan agar PPKM dihentikan dalam menyambut bulan suci Ramadhan, pihaknya sangat mendukung dan berharap Pemerintah Pusat mendengar dan segera mencabut kebijakan PPKM, agar pemilik depot dan resto di kota Surabaya bisa bergeliat kembali dalam membantu Pemerintah memulihkan ekonomi yang tersendat karena Pandemi yang tak kunjung berakhir.
“Kami tidak minta makan ke Pemerintah, tolong longgarkan kebijakan agar kami bisa mencari makan dan menafkahi banyak orang, ” pintanya.
Mendapati keluhan tersebut, Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya Arif Fathoni mengatakan, pihaknya memahami kegelisahan pemilik resto dan depot yang ada di kota Surabaya, dan berharap Pemerintah Pusat segera mencabut kebijakan PPKM karena keberhasilan Kota Surabaya dalam menangani pandemi ini.
“Capaian vaksinasi di Kota Surabaya sudah luar biasa bagus, kesadaran kolektif warga dalam menerapkan prokes juga terbangun dengan baik, ,maka saatnya pelonggaran, agar tidak ada lagi warga Surabaya yang mengalami kesulitan ekonomi, ” paparnya.
Apalagi, lanjut Toni, acara buka bersama bukan sekedar acara kumpul makan biasa, itu tradisi tahunan yang selalu diselenggarakan warga Surabaya yang selama ini terpisah karena kesibukan mencari nafkah, sehingga momen buka bersama menjadi ajang mempererat tali silaturrahim antar elemen komunitas masyarakat.
“Ini acara kumpul-kumpul yang memberikan manfaat bagi banyak orang, merajut persahabatan juga memicu perputaran ekonomi, 2 tahun kegiatan ini hilang karena pandemi, semoga tahun ini bisa terlaksana kembali, ” jelasnya.
Masih menurut Toni, biasanya setiap bulan suci Ramadhan pelaku UMKM juga sering mendapatkan order nasi bungkus yang dibagikan oleh elemen maupun komunitas masyarakat untuk kegiatan bagi-bagi takjil di jalan-jalan di kota Surabaya, namun karena kebijakan pengetatan oleh Pemerintah akhirnya dengan kesadaran masyarakat kegiatan tersebut ditiadakan sehingga berpengaruh terhadap omset UMKM di kota Surabaya.
“Saat ini Surabaya sudah mencapai kekebalan komunal, kami berharap PPKM ditiadakan, tugas kita semua untuk terus mengingatkan agar protokol Kesehatan terus dilakukan oleh masyarakat, kesehatan pulih, ekonomi bangkit, ” tegasnya.
Seperti yang dilansir sejumlah media sebelumnya, anggota DPR RI yang juga Ketua DPD partai Golkar Jawa Timur sarmuji membuat wacana agar PPKM dicabut jelang Ramadhan. (q cox)