SURABAYA (Suarapubliknews) – Kota Surabaya dinobatkan masuk dalam 50 finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge 2025. Dalam kompetisi ini, Surabaya dinilai menjadi salah satu kota di dunia, khususnya Indonesia yang memiliki ide-ide ambisius untuk meningkatkan kualitas kota dan kehidupan penduduknya.
Dalam kompetisi Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge, ada empat kota di Asia Tenggara yang terpilih sebagai finalis. Diantaranya, Kota Pasig, Kota Naga, dan Kota Cauayan dari Filipina, serta Surabaya, Indonesia.
Keempat kota ini, merupakan bagian dari anggota Local Government for Sustainability (ICLEI) atau pemerintah daerah berkelanjutan yang mendorong pembangunan rendah emisi, berbasis alam, adil, berketahanan, dan sirkular.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Kota Pahlawan menjadi salah satu dari 50 finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge 2025. Dalam kompetisi ini, Surabaya akan menerima pendanaan dan dukungan dari Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge untuk meningkatkan pengelolaan air bersih, limbah, sanitasi, pengembangan ekonomi, dan tenaga kerja.
“Upaya ini akan dilakukan untuk mengatasi salah satu masalah limbah plastik yang paling berbahaya, yaitu popok sekali pakai. Popok ini mencemari sungai yang digunakan sebagai sumber vital kita, dan itu membanjiri tempat pembuangan akhir (TPA),” kata Wali Kota Eri, Kamis (31/7/2025).
Agar popok sekali pakai tidak mencemari lingkungan, Wali Kota Eri menyebutkan, Surabaya berinisiatif mensosialisasikan kepada masyarakat agar menggunakan popok guna ulang yang diproduksi secara lokal di Kota Pahlawan.
“Melalui popok guna ulang, Surabaya merintis solusi berkelanjutan yang melindungi lingkungan dan pasokan air kita, sekaligus menciptakan lapangan kerja lokal,” sebut Wali Kota Eri.
Wali Kota Surabaya yang akrab dengan sapaan Cak Eri Cahyadi itu menyampaikan, bahwa polusi limbah popok sekali pakai sudah sejak lama belum mampu diatasi dengan baik. “Limbah popok sekali pakai adalah tantangan yang ingin sekali kami atasi, dengan dukungan ini kami dapat memenuhi kebutuhan warga sekaligus menghidupkan kembali layanan penting di kota ini bagi komunitas kami,” ujar Cak Eri.
Di samping itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, empat kota yang masuk dalam finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge 2025 adalah empat kota di Asia Tenggara. Diantaranya Kota Pasig, Kota Naga, dan Kota Cauayan dari Filipina, beserta Kota Surabaya, Indonesia.
Lebih dari 600 calon kota di seluruh dunia, Pasig, Naga, Cauayan, dan Surabaya dinilai lebih menonjol, karena keempat kota itu memiliki ide-ide yang berakar pada kebutuhan komunitas yang nyata. Kota Pasig diakui atas tujuannya dalam mengubah saluran air, dimanfaatkan menjadi taman apung yang menyediakan layanan seperti rekreasi, klinik kesehatan, dan perpustakaan.
Sedangkan Kota Naga, saat sedang mengembangkan sistem peringatan dini banjir dan hujan ekstrem yang didukung oleh AI dan partisipasi warga. Sementara itu, Kota Cauayan sedang menciptakan sistem peringatan dini demam berdarah.
“Di sisi lain, Kota Surabaya berupaya untuk mengalihkan warganya dari menggunakan popok sekali pakai ke popok kain ramah lingkungan yang diproduksi secara lokal,” kata Irvan.
Irvan menerangkan, dalam kompetisi ini setiap kota finalis akan menerima dana hibah sebesar USD 50.000 yang digunakan untuk menguji dan menyempurnakan ide-ide mereka. Selain itu kota finalis juga mendapatkan dukungan dari para ahli selama beberapa bulan mendatang.
Setelah ini, akan ada 25 kota teratas yang akan diumumkan pada awal 2026, masing-masing akan dianugerahi USD 1 juta dan diberi bantuan teknis jangka panjang untuk meningkatkan dan mengimplementasikan inovasi mereka.
“Bloomberg Mayors Challenge ini telah membantu 38 kota di seluruh dunia untuk mengimplementasikan ide keberlanjutan mereka, dengan berbagai contoh model sukses yang telah direplikasi di lebih dari 330 kota hingga saat ini,” pungkas Irvan. (q cox)