SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menandatangani kesepakatan bersama dengan 32 pengelola pusat belanja di Hotel Sheraton, Senin (10/4/2023). Dalam penandatanganan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi turut disaksikan oleh Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) bersama 32 pengelola pusat belanja di Surabaya kali ini untuk mendorong pengelola pusat belanja menggunakan produk dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan bersama Pemerintah Kota (Pemkot). Menurutnya, tiga poin yang tertuang di dalam MoU tersebut, perlu adanya peran pengelola pusat belanja.
“Alhamdulillah, matur nuwun (terima kasih kepada Ketua APPBI Jawa Timur, Pak Sutandi, dan seluruh pimpinan pengusaha mal di Surabaya. Inilah sejatinya, Surabaya mulai bergerak, melakukan pembangunan, baik itu sumber daya manusianya maupun infrastrukturnya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Penerapan MoU yang telah ditandatangani bersama yakni ada penempatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di mal, selain itu ada juga yang menjadi orang tua asuh, dan penggunaan produk dalam negeri yang kita paparkan di mal serta lainnya. “Juga ada pembinaan-pembinaan terhadap UMKM, sehingga dapat berkembang,” kata Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri menyampaikan, para pelaku UMKM dinilai sudah siap bergabung di 32 pusat belanja yang tergabung di APPBI Jatim. “Contoh seperti di Pasar Turi Baru, yang standnya diberikan satu tahun gratis itu isinya hampir 1000 yang diisikan UMKM Kota Surabaya. Salah satunya itu, untuk yang lainnya sedang dilakukan pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh Ketua APPBI dan pengelola mal di Surabaya,” sampainya.
Namun, lanjut Wali Kota Eri, tak semudah itu UMKM masuk ke dalam pusat belanja. Setiap UMKM harus mengikuti tahap kurasi terlebih dahulu, setelah itu bisa masuk ke dalam stand pusat belanja.
Lantas bagaimana yang tidak lulus kurasi? Tentu, Pemkot Surabaya tak diam begitu saja. UMKM yang tidak lulus kurasi akan diikutkan pelatihan agar bisa masuk ke pusat-pusat belanja yang bekerjasama dengan Pemkot Surabaya. “Maka akan kita patih kembali untuk bisa masuk di mal-mal ini,” lanjutnya.
Di samping itu, Ketua APPBI Jatim, Sutandi Purnomosidi mengaku mendukung sepenuhnya program yang digagas oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Dengan mendukung program kerjasama ini, menurutnya kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya dapat ditekan dan menurun jumlahnya dari tahun 2022.
“Sampai saat ini hampir semua mal sudah melaksanakan koordinasi dengan dekranasda dan para pelaku UMKM binaan pemkot untuk melakukan pameran dan usaha di dalam mal,” aku Sutandi.
Sutandi menyatakan, program kerjasama ini merupakan terobosan pemkot yang bukan sekadar janji untuk meningkatkan kualitas maupun memperluas pasar UMKM Surabaya. Sutandi turut mengapresiasi para pengelola pusat belanja yang hadir dalam penandatanganan kerjasama di kesempatan ini.
“Terima kasih, saya bangga dengan adanya kerjasama ini, karena telah mendukung program yang telah Pak Wali (Eri Cahyadi) jalankan,” ujar Sutandi.
Sutandi menambahkan, pada Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730, APPBI Jatim bakal menggelar event akbar Surabaya Shopping Festival. “Selain itu kita juga akan menggelar event Surabaya Marathon, kita berharap tahun ini bisa lebih meriah dan menghadirkan berbagai peserta dar nasional maupun internasional untuk mendukung pelaku usaha di mal Surabaya,” pungkasnya. (Q cox)