JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia dalam Nasional Symposium on Human Capital, mengungkapkan bahwa 56,3 persen perusahaan di Indonesia mengaku sulit mencari pekerja sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan.
Padahal, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia berdasarkan data BPS mencapai 8,43 juta jiwa pada Agustus 2022. 673 ribu diantaranya adalah lulusan sarjana (S1) sederajat. Fenomena talent-gap yang banyak terjadi berimbas pada tingginya inefisiensi dan mahalnya proses untuk mendapatkan talent yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Hal ini tentu sangat menghambat pengembangan bisnis dan produktivitas perusahaan, disebut oleh CEO dan Founder SEVIMA Sugianto Halim M.M.T. Ia mengatakan sebagai perusahaan teknologi pendidikan (edutech) yang tumbuh pesat, SEVIMA yang saat ini memiliki lebih dari 250 karyawan senantiasa membutuhkan supply high-quality talent yang konstan untuk menunjang berbagai pengembangan lini bisnis di perusahaan.
“Berbagai upaya telah coba kita lakukan seperti memanfaatkan berbagai macam job portal yang cukup terkenal, sewa headhunter dengan biaya puluhan sampai ratusan juta per hire, melakukan kerjasama dengan kampus / PT atau bahkan memasang iklan di beberapa social media tanpa hasil yang memuaskan. Rasio kerberhasilan dari proses seleksi & recruitment terhitung sangat kecil, bahkan dibawah 1% dari jumlah pelamar yang masuk,” ungkapnya.
Merespon fenomena talent gap ini, Executive Forum SEVIMA akan mengupas strategi kampus untuk meningkatkan penyerapan lulusan. Forum akan diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 2023, di Rumah Perubahan Jakarta Escape.
Ratusan rektor, pejabat, serta pakar pendidikan dijadwalkan hadir dalam Executive Forum SEVIMA. Diantaranya Prof. Rhenald Kasali (Pendiri Rumah Perubahan), Bapak Mahir Bayasut (Ketua Forum CSR Nasional & Ketua Kedaireka Kemdikbudristek), Bapak Akhwanul Akhmal (Ketua Umum Perkumpulan Politeknik Swasta se-Indonesia), Laksamana Madya Purn Agus Setiadji (Ketua STIE Bisnis Indonesia & Mantan Sekjen Kementerian Pertahanan), dan masih banyak lagi.
“Dengan menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh dalam dunia pendidikan, seminar diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pimpinan perguruan tinggi untuk meningkatkan penyerapan lulusan, di tengah tantangan disrupsi teknologi dan ketatnya persaingan dunia kerja!,” lanjutnya.
Tema utama yang diusung dalam Executive Forum SEVIMA nantinya bertajuk “Strategi Sukses Memimpin Kampus Berbasis Outcome Based Education (OBE)”. Outcome-Based Education adalah pendekatan kurikulum pendidikan yang berfokus pada hasil pembelajaran (outcome), bukan sekadar hafalan teori atau materi yang disampaikan.
Sugianto Halim menambahkan bahwa dengan penerapan OBE, maka kurikulum kampus dapat lebih disesuaikan untuk pengembangan kompetensi mahasiswa yang dapat membuat mereka siap menghadapi persaingan global.
Kurikulum berbasis OBE tidak hanya memandang hasil akhir dari proses pembelajaran berupa nilai dalam bentuk angka, tetapi juga melibatkan perancangan kurikulum, penetapan tujuan dan capaian pembelajaran, strategi pengajaran yang inovatif, serta metode penilaian yang sesuai.
“Pendekatan OBE memiliki dampak luas pada seluruh proses pendidikan, mulai dari perancangan kurikulum yang menggambarkan tujuan akhir pembelajaran, strategi pengajaran yang interaktif dan efektif, hingga metode penilaian yang sesuai. OBE juga akan memfokuskan kampus untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa yang dibutuhkan oleh dunia kerja,” terangnya.
Pembahasan terkait OBE menurut Sugianto Halim juga penting, karena learning outcome (luaran pembelajaran) menjadi salah satu kriteria penilaian utama dalam penjaminan mutu di perguruan tinggi baik yang tingkat Nasional seperti BAN-PT, atau LAM sampai ke level akreditasi Internasional seperti IABEE. “Standar pendidikan Indonesia dan Internasional saat ini sudah mensyaratkan fokus kepada hasil keluaran (outcome). Bukan hanya prosesnya. Oleh karenanya Executive Forum SEVIMA akan diselenggarakan bersama para pakar, untuk mendiskusikan bersama pentingnya implementasi OBE, serta bagaimana OBE menjadi cara kita untuk meningkatkan penyerapan lulusan,” pungkasnya. (q cok, tama dini)