BisnisJatim RayaPeristiwa

Festival 1 Suro Gunung Kawi Gelar Acara Jamas Pusaka di Padepokan

483
×

Festival 1 Suro Gunung Kawi Gelar Acara Jamas Pusaka di Padepokan

Sebarkan artikel ini

KAB. MALANG (Suarapubliknews) – Acara Festival 1 Suro yang akan digelar masyarakat Desa Wonosari Gunung Kawi pada tgl 27 Juni 2025 (1 Suro/ 1 Muharam) meliputi beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya Pagelaran Wayang Kulit Ruwatan, Penyekaran Agung, Pawai Budaya (arak-arakan Buto Sengkolo dan pembakaran).

Tidak hanya itu, menurut Indra Subur Purwo salah satu panitia penyelenggara yang berjuluk Sang Kawi, mengatakan bahwa khusus di Padepokan G. Kawi akan digelar acara ‘Jamas Pusaka’, yang sifatnya terbuka untuk umum.

Artinya, siapapun (masyarakat maupun pengunjung) diperbolehkan mengikuti acara jamas pusaka dengan cara menyerahkan/menitipkan pusakanya ke Padepokan, dengan tidak dipungut biaya alias gratis.

Menurut Sang Kawi, acara ini sangat erat kaitannya dengan spiritualitas, tradisi leluhur, dan pembersihan baik secara fisik maupun batin.

“Jamas berasal dari bahasa Jawa yang berarti mencuci atau membersihkan. Benda pusaka seperti keris dan tombak dijamas (dibersihkan) dari karat dan energi negative,” tuturnya kepada media ini.

Dan waktu 1 Suro (1 Muharram dalam kalender Islam) dianggap sebagai waktu suci dan penuh energi spiritual, sehingga sangat tepat untuk melakukan penyucian lahir dan batin.

Selain itu, Jamas juga bisa dimaknai sebagai penghormatan kepada leluhur, karena pusaka biasanya diwariskan dari generasi ke generasi dan dipercaya menyimpan roh leluhur atau daya spiritual.

“Dengan menjamas pusaka, keturunan menunjukkan rasa hormat dan bakti kepada leluhur, serta harapan untuk mendapat perlindungan dan berkah,” terangnya.

Jamas pusaka juga bisa dimaknai sebagai Simbol Introspeksi dan Awal Baru untuk merenung dan menginstropeksi diri. Seperti pusaka yang dibersihkan, manusia pun harus membersihkan hati dan pikiran dari niat buruk.

Namun ada juga yang memaknai sebagai momentum untuk Menjaga Keseimbangan dan Energi.

“Banyak yang percaya bahwa pusaka memiliki tuah atau kekuatan spiritual. Membersihkannya di 1 Suro dipercaya menjaga keseimbangan energi dan agar pusaka tidak “ngambek” atau membawa sial,” jelasnya.

Diakhir paparannya, Sang Kawi mengatakan bahwa Jamas Pusaka adalah sebuah Tradisi Budaya dan Identitas, karena juga menjaga kelestarian budaya Jawa. Maka Jamas pusaka di 1 Suro bukan sekadar aktivitas membersihkan benda.

“Melainkan sebuah ritual sakral yang merekatkan hubungan antara manusia, alam, leluhur, dan Tuhan, yang mengandung pesan mendalam tentang kesucian, ketulusan, dan siklus hidup,” tutupnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *