SURABAYA (Suarapubliknews) – Serangkaian peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 726 akan dimulai dengan Festival Rujak Uleg 2019 pada Minggu (17/3/2019). Festival tahunan yang digelar di kawasan Jalan Kembang Jepung ini akan dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Festival ini dipastikan akan lebih meriah karena Pemkot Surabaya akan memecahkan dua Rekor MURI sekaligus, yaitu cobek terbesar dan peserta terbanyak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan untuk memecahkan Rekor MURI itu, Pemkot Surabaya menggunakan cobek raksasa yang terbuat dari Batu Gunung dengan diameter 250 cm, berat 1,5 ton, tinggi cobek 30 cm, tinggi dudukan cobek 140 cm. Cobek ini dapat digunakan sebanyak 20-25 orang.
“Bu Wali akan ngulek rujak di cobek ini bersama tamu-tamu kehormatan,” kata Antiek saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Kamis (14/3/2019).
Selain itu, Rekor MURI kedua yang akan dipecahkan adalah jumlah peserta terbanyak yang pada tahun ini akan diikuti oleh sebanyak 1.692 orang. Peserta itu merupakan perwakilan dari 31 kecamatan dan kelurahan se-Surabaya, perwakilan dari 36 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Komunitas warga Negara Asing (Luar Negeri) dan perwakilan dari mahasiswa asing yang ada di kampus-kampus Surabaya, dan komunitas suku daerah yang ada di Surabaya, komunitas masyarakat tionghoa, komunitas masyarakat lampung dan komunitas masyarakat bima, NTB.
“Nanti juga ada peserta dari Bank, BUMN/BUMN, hotel, restoran/rumah makan, sekolah, mahasiswa asing, komunitas, rumah sakit umum. Pesertanya kami batasi karena sangat banyak yang berminat,” kata dia.
Menurut Antiek, dalam acara itu akan ada atraksi hiburan seperti tarian Rujak Uleg dari sangggar Gito Maron dan Band yang akan menampilkan lagu-lagu Surabaya. Perwakilan dari masing-masing grup juga akan berparade untuk memamerkan pakaian unik mereka.
“Nantinya para peserta akan menggunakan kostum yang unik dan menarik, karena itu juga akan dilombakan,” ujarnya.
Dengan adanya festival tersebut, Antiek berharap dapat melestarikan makanan khas Surabaya sebagai salah satu daya tarik wisata kuliner. Selain itu, festival ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap makan khas Surabaya dan mengajak masyarakat terutama kaum muda untuk mengenal dan mencintai kuliner khas Surabaya.
“Yang paling penting pula, kami harapkan festival ini bisa menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Surabaya,” tegasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Eddy Christijanto memastikan dalam acara ini ada sebanyak 620 personil yang akan diterjunkan, mulai dari personil Polrestabes Surabaya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Satpol PP, BPB dan Linmas, dan PMK.
“Mereka nantinya akan menjaga di sekitar 12 zona pengamanan. Setiap zona akan dilengkapi semua personil itu,” kata Eddy.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surabaya Susandi Ismawan mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan Satlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk memperlancar jalannya acara.
Ia memastikan Jalan Kembang Jepun itu akan ditutup mulai Hari Sabtu sore, sekitar pukul 17.00 WIB untuk menyiapkan semua peralatan di lokasi acara.
“Minggu sekitar pukul 13.00 WIB, mungkin sudah bisa dibuka kembali jalan itu,” kata dia.
Di samping itu, Dishub juga sudah menyiapkan beberapa titik kantong parkir. Khusus untuk roda empat bisa parkir di Jalan Slompretan, Jalan Songoyudan, Jalan Karet (satu sisi), Jalan Bongkaran, Jalan Cokelat, Jalan Panggung, Jalan Kali Mati Kulon, Jalan Kali Mati Wetan, dan Jalan Kembang Jepun sisi timur.
Sedangkan untuk roda dua bisa parkir di Jalan Kembang Jepun sisi Timur, Jalan Husein, dan Jalan Samudra. “Jadi, kami mohon semua warga yang ingin menyaksikan festival ini bisa memanfaatkan kantong-kantong parkir itu,” pungkasnya. (q cox)