SURABAYA (Suarapubliknews) – Perekonomian nasional mulai berangsur menggeliat ditengah pandemic Covid 19. Salah satunya indikatornya adalah bertumbuhnya sektor food and beverage yakni di industri kafe dan restoran. Kondisi ini membawa optimisme bagi pelaku bisnis.
Menggeliatnya ekonomi juga membuat semangat masyarakat untuk menjadi pengusaha kafe dan restoran kembali bangkit. Tak sekedar merancang ekspansi, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi perhatian.
Managing Director Hallmar Business School, Michael Adiwijaya mengatakan guna menyiapkan SDM yang profesional dan pengusaha baru di sektor kafe dan restoran, Hallmar Business School, sekolah bisnis yang mempersiapkan, melatih, dan menghasilkan entrepreneur, saat ini bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur menggelar pelatihan bertajuk “Spirit of Excellenge”.
Kolaborasi yang dilakukan dengan Apkrindo Jatim tersebut akan melahirkan para profesional di bidang food and beverage, selain juga menciptakan entrepreneur di bidang tersebut yang berkualitas.“Hallmar Business School ini didirikan oleh para pebisnis yang rindu untuk mencetak banyak entrepreneur muda di Indonesia,” katanya.
Dengan munculnya banyak entrepreneur muda, diharap bisa menggerakkan roda ekonomi Indonesia yang saat ini juga tengah berjuang untuk bersinar kembali. Misi Hallmar Business School untuk mencetak 1000 pengusaha baru merupakan salah satu kontribusi nyata pihaknya untuk Indonesia.
“Pelatihan hasil kolaborasi Hallmar dan Apkrindo ini diharapkan menjadi titik awal dari upaya membangun entrepreneur-entrepeneur baru di bidang food and beverage di level nasional bahkan sampai internasional,” harap Michael.
Guna menindaklanjuti kerja sama tersebut, selain pelatihan singkat ke depannya juga akan digelar program FBpreneur yang akan membekali pesertanya dengan skill, knowledge dan experience yang dibutuhkan, juga akan mendapatkan coaching dan mentoring oleh para pakar member Apkrindo.
“Para peserta FBpreneur juga berkesempatan untuk membangun jejaring bisnis, berkolaborasi atau bekerjasama serta mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan permodalan dari para investor potensial,” tambahnya.
Ketua Apkrindo Jatim, Tjahjono Haryono menuturkan, sebagai asosiasi yang menaungi para pelaku industri di bidang food and beverage, pihaknya berkomitmen untuk bisa berperan dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu wujudnya dengan berbagi ilmu kepada para profesional dan calon pengusaha dengan menggandeng Hallmar Business School.
“Kita ingin ciptakan entrepreneur yang memiliki wawasan komplit. di Bidang F&B misalnya, harus memahami how to create professional and excellence server. Ini hal yang harus diketahui pengusaha, jadi bukan hanya sekadar meneruskan usaha orang tua atau keluarga, misalnya,” ulasnya.
Apa saja yang dipelajari selama 9 hari pelatihan tersebut? Menurut Tjahjono yang juga President Director PT Pangan Lestari tersebut, diantaranya memahami guest cycle, yaitu alur tamu saat datang, disambut, memesan, konsumsi, membayar, farewell dan post purchase. Kemudian Tentang Mise in Place, yaitu tentang persiapan awal untuk seorang server (waiter/waitress) sebelum beroperasinya kafe/resto.
Juga terkait new normal protocol standar tentang penerapan protocol new normal di industry F&B sesuai aturan yang berlaku. Suggestion & upselling terkait mengasah kemampuan untuk memberikan saran dan menawarkan menu makanan yang disesuaikan dengan preferensi tamu, serta service yang excellent, dan sebagainya.
“Intinya pelatihan ini penting untuk mempersiapkan bagian manajemen resto dan kafe bahkan para owner bisnis untuk dapat menetapkan standar pelayanan yang sempurna bagi bisnisnya dan secara khusus untuk meningkatkan kompetensi SDM server-nya sebagai ujung tombak dalam melayani konsumen,” tukas Tjahjono.
Kegiatan yang dilangsungkan pada 7-18 Desember 2020 tersebut terdiri atas 9 sesi training dan 1 sesi ujian bagi supervisor, manager atau pemilik bisnis kafe dan restoran. Dalam workshop ini, ada sebanyak 15 para manager dan pimpinan sejumlah kafe dan restoran di Surabaya yang menjadi peserta. Sedangkan tim pengajar dan penguji adalah owner, praktisi, serta senior general manager dan pelaku bisnis di bidang kuliner yang telah malang melintang di bisnis kafe dan restoran.
Mereka di antaranya Steven Tjan (CEO Boga Group), Stephen Walla (Direktur utama Jamu Iboe), Yong Ning (owner 369 group), Tjahjono Harjono (Chairman Apkrindo Jatim, Presiden Direktur PT Pangan Lestari – FINNA group), Mufid Wahyudi (owner Black Canyon Coffee), Ferry Setiawan (owner KAG group/KAKKK Nusantara), Melissa Adriana (owner Favore Pizza & Takemaki), Julianto (GM WOK), Laurensius Michael (GM Boga Group) dan Susilowati (GM Marketing Boga Group). (q cox, tama dinie)