Nasional

Ganguan Tidur Meningkat, Sebabkan Ganguan Psikologis

118
×

Ganguan Tidur Meningkat, Sebabkan Ganguan Psikologis

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (suarapubliknews.net) – Penelitian terbaru dalam Journal Sleep melaporkan wabah sulit tidur yang mendunia mempengaruhi sekitar 150 juta orang di seluruh wilayah dunia yang sedang berkembang. Prevalensi insomnia di Indonesia dilaporkan sebanyak 10% dari jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang

Psikolog Klinis, Aurora Lumbantoruan mengatakan dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah mencakup lama seseorang untuk fokus terhadap sesuatu, Ingatan dan kemampuan belajar. “Selanjutnya, itu bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang menjadi lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya,” katanya.

Memahami gaya hidup masyarakat modern, biasanya ada banyak gaya hidup yang spesifik dan kebiasaan-kebiasaan tidur yang menyebabkan insomnia, antara lain membawa pekerjaan ke rumah dan bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang dan kerja shift dengan jam kerja yang tidak teratur.

“Kita harus menyadari ritme tubuh kita atau yang diketahui sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur dan rutinitas,” lanjut Aurora.

Konsultan Kesehatan, Edward Yong memaparkan insomnia membawa dampak serius pada kesehatan fisik antara lain, adalah peningkatan nafsu makan yang menyebabkan obesitas dan diabetes, jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh dan banyak lagi. Hipertensi dilaporkan menjadi salah satu penyakit dengan pengobatan serius.

“Mengingat potensi pada dampak negatif insomnia, ada tiga elemen kualitas tidur yang baik yaitu durasi, panjang tidur harus cukup bagi seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya. Kontinuitas, waktu tidur tidak terhenti dan Kedalaman tidur,” paparnya.

Pendiri Amlife Internasional Lew Mun Yee menambahkan Amlife secara aktif melakukan edukasi mengenai pentingnya kualitas tidur pada masyarakat di beberapa negara Asia Pasifik, antara lain Indonesia, Singapura, Taiwan dan Malaysia.

“Kualitas tidur berarti kualitas hidup. Kami terus menerus mendukung program WSD setiap tahunnya. Tahun ini kami mengambil bagian dalam memberikan edukasi tentang gangguan tidur dan dampak negatifnya di seluruh kawasan Asia Pasifik,” tutupnya. (q cox, Tama Dine)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *