SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berencana melakukan kerjasama dalam lnvestasi di Arab Saudi. Selain itu, melakukan upaya efisiensi pelayanan dan desain virtual account uang kredibel.
BPKH juga telah mendukung Kemenag untuk melakukan Pembayaran operasional Haji dan Pengembalian BPIH Khusus kepada travel-travel Haji.
Tidak hanya itu, BPKH juga bertugas melakukan Pengadaan mata uang Reyal untuk Operasional Haji di Arab Saudi.
Saat ini, BPKH sedang melakukan penjajagan lnvestasi di Surat Berharga Syariah Negara dan Investasi Langsung di Hotel dan Katering di Arab Saudi.
Terkait hal tersebut, ada beberapa Iangkah Prioritas Jangka Pendek yang perlu dilaksanakan oleh BPKH, diantaranya Investasi pada instrumen yang aman, optimal dan likuid serta meningkatkan dana kelolaan BPS-BPIH.
Hal ini disampaikan Anggito Abimanyu pada acara Fokus Group Discussion yang digelar bersama Ikatan Sarjana Ekonomi lndonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur.
“Kerjasama kajian dan hasil dari Kajian tersebut dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas Pengelolaan Keuangan Haji dan mampu memperkaya wawasan akademik di bidang Keuangan Syariah dan investasi Syariah,” ucapnya Jumat (25/5/2018).
Menurut dia, rencana tersebut bertujuan demi penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik pada masa mendatang. Dan telah mendukung Kemenag untuk melakukan Pembayaran operasional Haji dan Pengembalian BPIH Khusus kepada travel-travel Haji.
“BPKH juga ditugaskan melakukan Pengadaan mata uang Riyal untuk Operasional Haji di Arab Saudi,” tuturnya.
Selain pengadaan mata uang riyal, lanjut Anggito, desain virtual account uang kredibel juga tengah dirancang untuk dapat lebih menunjang hal itu.
Anggito juga membeberkan bahwa investasi pada instrumen yang aman dan optimal juga tengah dipertimbangkan oleh BPIH.
“Itu adalah prioritas jangka pendek untuk menjawab tantangan pengelolaan keuangan haji,” jelasnya.
Dia mengatakan, jika saat ini terdapat beberapa tantangan dalam pengelolaan keuangan haji, yang antara Iain selisih antara biaya operasional haji dengan penerimaan oleh jamaah dan kenaikan biaya operasional dan mismatch nilai tukar antara pendapatan serta biaya operasional haji.
Untuk diketahui, Asosiasi Travel dan akademisi di Jawa Timur serta OJK (Otorifas Jasa Keuangan) juga perwakilan Bank Indonesia turut hadir dalam diskusi yang diselenggarakan di Hotel Bumi Surabaya.
Dari hasil diskusi ini, diharapkan bisa meningkatkan kualitas Pengelolaan Keuangan Haji dan mampu memperkaya wawasan akademik di bidang Keuangan Syariah dan investasi Syariah. (q cox)