Jatim Raya

Gelar Sarasehan dan Rembuk Stanting, Pemkab Kediri Terapkan Protokol Kesehatan

94
×

Gelar Sarasehan dan Rembuk Stanting, Pemkab Kediri Terapkan Protokol Kesehatan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kegiatan Sarasehan dan Rembuk Stunting yang kali ini digelar di Desa Tarokan Kecamatan Tarokan, (14/7/20) ini dalam rangka Konvergensi Percepatan dan Penurunan Stunting Melalui Penggunaan Dana Desa untuk Mewujudkan Rumah Sehat.

Sebelum memasuki ruang acara, para tamu undangan diwajibkan cuci tangan, pakai masker, dicek suhu tubuhnya dan jaga jarak tempat duduk. Penerapan protokol kesehatan tersebut dikarenakan masih dalam situasi pandemi Covid-19.

Hadi Subagia, SH. MH., Camat Tarokan mengatakan, kegiatan ini sangat membantu dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Kediri khususnya di wilayah Kecamatan Tarokan.

“Dengan kegiatan ini akan merubah pola pikir kita akan pentingnya mencegah stunting sejak dini. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan guna mensukseskan program pencegahan stunting. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari semua pihak,” jelasnya.

Penanganan stunting juga dilakukan Puskesmas Tarokan dengan gencar mensosialisasikan kepada masyarakat. “Sasarannya pasangan yang akan menikah, ibu hamil, melahirkan hingga anak usia 2 tahun. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi anak yang mengalami stunting,” terang dr. Edi Kepala UPTD Pukesmas Tarokan.

Sementara itu menurut Retno Nur Azizah, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi, pada masa pandemi Covid-19 seperti ini penurunan angka stunting memerlukan kerja keras. Hal tersebut dikarenakan banyak kegiatan yang dibatasi dan perekonomian mengalami perlambatan.

“Melihat hal tersebut kita harus berperan aktif memberikan sosialisasi kepada para orang tua untuk memberikan pola asuh yang baik kepada anaknya. Memberikan asupan gizi yang baik dan benar sehingga anak dapat tumbuh dengan optimal,” jelasnya.

Ia pun berpesan para orang tua atau ibu hamil harus tetap memeriksakan kesehatan diri dan bayi ke petugas kesehatan, membaca buku KIA dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Yang terpenting adalah menerapkan pola hidup sehat agar tidak ada lagi ibu yang kekurangan gizi.

Di akhir acara dilaksanakan penandatangan komitmen bersama dalam upaya menekan angka stunting. Komitmen ini melibatkan semua sektor mulai dari lapisan masyarakat, perangkat desa dan dinas terkait. (q cox, Iwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *