SURABAYA (Suarapubliknews) – Ir. Armuji,MT anggota Komisi A DPRD Jatim mengaku terusik dengan pernyataan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di media, yang membandingkan Surabaya Raya dengan Malang Raya karena kondisi populasi dan geografinya sangat berbeda.
Menurut politisi PDIP ini, Gubernur Jatim tidak bijak dalam memberikan pernyataan karena bisa menyakiti hati warga Surabaya sebagai bagian dari Surabaya Raya, apalagi menyebut bahwa wilayah Kota Surabaya zona ‘merah tua’ bukan hitam.
“Lagi-lagi Gubernur menyakiti hati warga Surabaya. Sekarang kita fokus saja bekerja, jangan hanya bicara yang justru membuat situasi sulit ini semakin keruh,” kata Armudji kepada media ini. Rabu (3/06/2020)
Bakal Calon Wakil Walikota Surabaya 2020 ini menyampaikan, bahwa di Surabaya sudah banyak kemajuan. Pada tanggal 2 Juni 2020 kemarin angka Pasien Sembuh dari Covid 19 mencapai 60 Orang sehingga secara kumulatif ada 300 orang yang sembuh.
“Kalau bicara Penduduk malang Raya memang jumlahnya 3,4 juta jiwa mirip surabaya , tetapi kepadatan penduduk berbeda mereka di wilayah luas kita di kampung-kampung berhimpitan jadi tidak Apple To Apple membandingkannya,” tegasnya.
Oleh karenanya, Armuji berharap agar Gubernur lebih fokus bekerja. Tidak usah lagi mencari cari kesalahan Kota Surabaya karena merupakan bagian dari Jawa Timur juga.
“Kalau logikanya dipakai berarti angka covid Jatim tinggi. Dia (Khofifah Indar Parawansa-red) sebagai Gubernur harusnya juga malu,” Ujar Armudji.
Dikutip dari Suara.com, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengemukakan, jika indikator Surabaya pada peta laporan penyebaran kasus Covid-19 tersebut sebenarnya berwarna merah tua, bukan hitam. Lantaran banyak kasus penularan yang terjadi di Ibu Kota Provinsi Jatim tersebut.
“Itu bukan hitam, tapi merah tua. Seperti Sidoarjo yang angka kasusnya 500 sekian merah sekali. Kalau angkanya 2.000 sekian, merah tua,” kata Khofifah seperti diberitakan Solopos.com-jaringan Suara.com pada Rabu (3/6/2020). (q cox)