Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Ajak Muslimat NU Sidoarjo Melakukan Transformasi Digital  Sektor UMKM

69
×

Gubernur Khofifah Ajak Muslimat NU Sidoarjo Melakukan Transformasi Digital  Sektor UMKM

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa  mengajak para ibu-Ibu yang tergabung dalam Muslimat NU Sidoarjo  untuk ikut meningkatkan  sektor ekonomi melalui UMKM.

Salah satunya dengan mengikuti beragam pelatihan untuk menambah keahlian berwirausaha khususnya berbasis digital. Menurutnya, keterlibatan Muslimat NU sangat penting, karena mengutip Jack Ma, taipan pendiri Alibaba, diprediksi pada  tahun 2030  sekira 99 persen  UMKM akan menjadi online.

“Stand UMKM ini produknya beragam, ada makanan minuman, produk kulit, handycraft  sampai kriya. Maka saya rasa potensi ibu-ibu termasuk Muslimat NU yang memiliki UMKM agar bisa ikut pelatihan yang diberikan oleh Shopee Indonesia. Ada di Malang, bertempat di UPT Pelatihan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim,” ajaknya usai  Pelantikan PC Muslimat NU Sidoarjo Masa Khidmat 2022-2027 di Gedung Serbaguna Rohmatul Ummah An Nahdliyah Sidoarjo, Minggu (19/6).

Menurutnya ini sangat bagus untuk dimanfaatkan karena memang disana ada pelatihan secara komprehensif, mulai perencanaan berusaha, fotografi, proses pemasaran melalui live streaming sampai managemen logistik dan konsultasi  usaha dengan mentor  dan  trainer terlatih.

Gubernur Khofifah menegaskan, upaya pemberian pelatihan kepada para pelaku UMKM di Jatim adalah upaya untuk menghadirkan kontribusi sesuai prediksi Pricewaterhouse Cooper yang mengatakan bahwa ditahun 2050 Indonesia akan menjadi negara Raksasa Ekonomi nomor 4 terbesar di dunia.

“Jadi kita diprediksi pada tahun 2050 akan mampu menjadi raksasa ekonomi nomor 4 terbesar di dunia. Karenanya ibu-ibu Muslimat  NU juga harus ambil peran, salah satunya dengan meningkatkan kontribusi UMKM di Jatim,” lanutnya.

Ketua Umum PP Muslimat NU ini tak luput pula  mengajak seluruh anggota  Muslimat NU Sidoarjo untuk mengakrabkan diri dengan media digital. Sebab, banyak informasi yang masuk melalui media sosial   tidak tersaring kebenarannya. Hal tersebut selaras pula dengan kewajiban Kyai dan Bu Nyai untuk turut melakukan dakwah pada media digital.

“Jadi Kyai dan bu Nyai harus ambil bagian dalam memerangi hoax (kabar bohong), ujaran kebencian,  yang menjamur di media sosial yang dapat menganggu persaudaraan dan persatuan ummat,” tukasnya.

Seperti diketahui bahwa saat ini di Jawa Timur juga sedabg dikembangkan program pemberdayaan ekonomi pesantren one pesantren one product (OPOP). “Jawa Timur saat ini tengah memaksimalkan  ekosistem ekonomi syariah. Ada One Pesantren One Product (OPOP), fasilitasi sertifikasi halal, Kawasan Industri Halal (KIH), dan Pembiayaan syariah. Bahkan untuk menjamin konsumsi konsumen kita juga siapkan Juru Sembelih Halal (Juleha),” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah turut mengapresiasi kerja keras  Pengurus Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sidoarjo yang telah membangun pondok khusus bagi para lansia. Menurutnya, ini merupakan bukti nyata bahwa organisasi PC Muslimat NU Sidoarjo mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

“Saya bersyukur bahwa kerja keras panjenengan semua tetap menjunjung tinggi kebermanfaatan bagi sesama umat. Pondok Lansia ini, dikhususkan untuk meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT. Mereka yang tinggal disitu akan diajarkan amalan-amalan untuk mendekatkan diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo H. Ahmad Mudlor Ali mengatakan, bahwa sudah banyak kontribusi yang dilakukan oleh muslimat NU dalam membawa kemajuan bangsa dan negara Indonesia, khususnya di bidang pendidikan Islam.

“Kami sangat mengapresiasi Muslimat yang sangat concern dalam mengembangkan dunia pendidikan. Muslimat telah berperan penting dalam membangun pusat peradaban pendidikan islam dunia. Saya harapkan Muslimat NU bisa melanjutkan sumbangsih cita-cita pendiri Nahdlatul Ulama. Saya yakin, Muslimat bukan lagi menjadi obyek pembangunan melainkan menjadi subyek pembangunan,” tegasnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *