BANYUWANGI (Suarapubliknews) – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan tentang industri pasca panen agar Masyarakat Jatim lebih sejahtera. Ia menyarankan agar masyarakat tidak hanya proses menanam dan memanen saja, tapi bisa memulai dari proses tanam, petik, olah, kemas, dan jual.
“Saya berharap masyarakat tidak hanya tanam dan jual di pasar, tapi bisa tanam, petik, olah, kemas, dan jual. Kalau tanam saja dan jual maka tidak bisa memberi nilai tambah yang cukup,” katanya.
Menurutnya, format seperti itu harus dibangun sesegera mungkin. Dengan tujuan adanya percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.” Dengan diberikan bantuan bantuan dari peemrintah tadi, juga diharapkan menjadi salah satu percepatan peningkatan kesejahteraan madyarakat, terutama disaat pemulihan kondisi ekonomi di saat pandemi Covid-19,” tuturnya.
Mantan Mensos RI, mengatakan pada posisi dimasa pandemi Covid-19 , posisi pemerintah adalah harus membangun motivasi masyarakat melalui mendorong pergerakan ekonomi agar tetap sehat. Salah satunya, dengan bersepeda mengungkit potensi potensi lokal.
Sebagai contoh di Banyuwangi dimana menjadi salah satu destinasi prioritas di sektor wisata. Banyuwangi menempati urutan nomor 3 sektor wisata tujuan masyarakat untuk berlibur di masa pandemi Covid-19. Hal ini akan mendorong sektor riil di Banyuwangi terus bergerak.
“Salah satu syarat agar ekonomi suatu wilayah bisa bergerak adalah masyarakatnya patuh terhadap protokol kesehatan (protkes). Apabila patuh terhadap protkes maka perekonomian membaik dan pastinya kesejahteraan meningkat,” imbuhnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu. membuktikan selama mengunjungi Banyuwangi dimasa pandemi Covid-19, baik pelaku ekonomi terutama hotel dan restoran sangat patuh terhadap protkes. Bukan hanya pelakunya tapi juga pengunjung harus taat protkes. “Hanya dengan cara ini pola adaptasi baru di masa pandemi Covid-19 bisa dilaksanakan, sehingga pandemi bisa berhenti penyebarannya,” tutupnya. (q cox, tama dinie)