Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Kaji Penggunaan BTT untuk Cegah Inflasi Volatile Food Pasca Kenaikan BBM

84
×

Gubernur Khofifah Kaji Penggunaan BTT untuk Cegah Inflasi Volatile Food Pasca Kenaikan BBM

Sebarkan artikel ini

JOMBANG (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa stok dan distribusi gas LPG (elpiji) 3 kg di Jatim aman. Hal itu disampaikannya di sela-sela tinjauan ke salah satu Distributor  LPG (Elpiji) 3 kg di Kabupaten Jombang yakni Toko Kemuning yang ada di Jalan Kemuning, Kab. Jombang, Sabtu (3/9).

Dengan didampingi Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Gubernur Khofifah memastikan bahwa stok dan distribusi gas elpiji ukuran 3 kg dalam kondisi tersedia aman. Distributor  Elpiji yang ditinjau ini adalah milik Mahmud. Dimana, stok Elpiji 3 kg yang ready di Distributor ini berjumlah 300 buah dengan harga per tabung Rp. 16.000,-.

Kemudian untuk tabung elpiji 12kg yang ready di Distributor  ini berjumlah 70 tabung dengan harga Rp. 210.000,-. Omzet distributor  ini per hari untuk tabung elpiji 12kg berjumlah 25-30 tabung dan tabung elpiji 3kg sebanyak 250 buah.

Gubernur Khofifah juga menugaskan para kepala OPD untuk turun dan cek langsung baik di depo maupun distributor elpiji  3 kg. Hasilnya bahwa stok aman semebtara distribusi lancar. Dikatakan, Polri maupun TNI turut menjamin dan memastikan stok dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun elpiji 3 kg di Jatim dari 6 Supply Point Fuel Terminal Pertamina di Jatim aman.

Seperti diketahui, ada 6 Supply Point Fuel Terminal Pertamina di Jatim, yakni Integrated Terminal Surabaya Group, Integrated Terminal Tanjung Wangi, Fuel Terminal Malang, Fuel Terminal Tuban, Fuel Terminal Madiun dan Fuel Terminal Camplong.

“Sesuai hasil rapat koordinasi bersama  Pangdam dan Kapolda serta tim Pertamina bahwa stok dan distribusi  elpiji 3 kg aman. Bahwa pihak Polri dan TNI akan siap mengawal di 6 supply poin Fuel Terminal Pertamina yang ada di Jatim  sekaligus  proses distribusi  untuk  menjamin bahwa stok aman distribusi lancar,” katanya.

Gubernur Khofifah mengatakan, berdasarkan koordinasinya dengn Pertamina, dipastikan bahwa harga elpiji 3 kg ini tidak naik. Untuk itu ia meminta ibu rumah tangga maupun para pelaku usaha mikro maupun ultra mikro, yang sebagian besar merupakan pengguna elpiji 3 kg untuk tenang dan tidak panik.

“Ibu-ibu atau para pelaku usaha ultra mikro seperti penjual gorengan ini kan banyak yang menggunakan elpiji 3 kg. Ibu-ibu untuk keperluan dapur mereka. Jadi kita harus menjamin bahwa distribusi dan stoknya harus aman distribusinya harus dipastikan aman. Seperti di tempat ini kita lihat stoknya aman. Tadi saya tanya andai ada permintaan dari berbagai kelompok masyarakat atau pelaku usaha mikro maupun ultra mikro, walaupun besok hari Minggu, namun tetap bisa diantarakan. Supplay chain dan stok ini harus dijaga karena satu dengan yang lain saling terkait,” lanjutnya.

Sementara itu terkait dengan kenaikan harga bahan pangan pasca kenaikan BBM subsidi ini, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim. Dimana kenaikan BBM ini akan  berdampak pada harga bahan pangan.

“Seperti beras baik medium maupun premium kemungkinan ada kenaikan sekitar 1,4 – 1,6 persen dari harga eksisting sekarang. Namun ini akan terus kami pantau bersama dengan Tim dari BI dan BPS,” tambahnya.

Lebih lanjut, saat ini sedang dilakukan exercise terkait dengan Surat Edaran dari Mendagri terkait penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mengendalikan inflasi di daerah. Apalagi dengan kenaikan BBM bersubsidi ini akan mempengaruhi langsung maupun tidak langsung  _volatile food_ atau inflasi komponen bergejolak.

“Saat ini kami sedang melakukan exercise terkait SE Mendagri ini bersama Tim BI dan BPS.  Bagaimana BTT bisa digunakan kan untuk mensubsidi misalnya transportasi logistik  agar tidak terjadi inflasi _volatile food_ lebih dalam. Meskipun dua hari lalu saat rapat bersama Bupati Walikota terkait stok dan distribusi BBM, saya sudah menginformasikan awal terkait ini, namun nanti hasilnya akan kami detailkan lagi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Pusat resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan non subsidi. Kenaikan ini mulai berlaku pada 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB. Sejumlah BBM yang dinyatakan naik yakni Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Lalu Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *