SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan piagam penghargaan dan menyematkan Satya lencana donor darah kepada sukarelawan yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 75 kali, di Gedung Negara Grahadi, Kamis (19/10).
Total sebanyak 525 orang yang menerima penghargaan dan lencana dari Gubernur Khofifah. Namun secara simbolis penyerahan penghargaan dilakukan khusus untuk 10 orang penerima. Kepada para penerima penghargaan, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya telah bersuka rela mendonorkan darahnya secara rutin.
Bahkan ada diantara mereka yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 75 kali. “Kalau bisa dihitung, sudah berapa banyak orang yang sudah panjenengan selamatkan, mudah-mudahan menjadi jariyah panjenengan semua,” ucapnya.
Menurutnya, donor darah adalah sebuah langkah yang murni dan manusiawi untuk menebarkan kebaikan kepada sesama tanpa membedakan agama, ras, warna kulit dan golongan. Dengan berdonor darah tidak hanya menyelamatkan orang lain tetapi juga menyehatkan diri sendiri.
“Saya berharap masyarakat luas khususnya Jawa Timur terus berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial donor darah. Karena selain untuk membantu sesama, juga bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental,” harapnya.
Berkaitan dengan misi kemanusiaan yang dibawa PMI, Gubernur Khofifah mengusulkan agar PMI Jatim memberikan rekomendasi kepada PMI pusat untuk dapat memberikan bantuan berupa donasi darah untuk korban tragedi kemanusiaan yang tengah terjadi di Palestina. Ia menyebut hal tersebut bisa dilakukan tentu dengan diplomasi dan teknis pengiriman donasi darah yang dipastikan bisa sampai di Palestina dengan aman dan tidak rusak.
“Mungkin ada gerakan lebih masif rekomendasi dari PMI Jawa Timur kepada PMI nasional kemudian PMI Indonesia kepada Pang Merah dunia sama-sama kita memberikan support donor darah untuk saudara-saudara kita di Palestina,” ujarnya.
Gubernur Khofifah mengatakan bahwa yang terjadi di Palestina bukan persoalan antar agama tetapi lebih kepada persoalan kemanusiaan. Oleh sebab itu ia berharap usulan yang ia sampaikan bisa ditindaklanjuti sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Palestina terlebih ada rumah sakit Indonesia yang berdiri disana.
“Dengan berbagai macam ikhtiar dan tentu diplomasi tertentu, ada format-format yang secara teknologi dimungkinkan untuk bisa memastikan bahwa darah yang didonasikan itu aman sampai di tempat tujuan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Gubernur Khofifah menyampaikan perlunya ada dorongan yang bersifat kontinyu dari masing-masing kepala daerah Kabupaten Kota agar memberikan perhatian terhadap Unit Transfusi Darah (UTD) di daerahnya. Karena dari 37 UTD yang ada, hanya 5 UTD yang memiliki standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Ia menjelaskan untuk mendapatkannya memang dibutuhkan nominal yg tidak sedikit. Oleh sebab itu ia mengharapkan pemerintah kabupaten kota menghitung kemampuan APBDnya dan kemungkinan support yang bisa diberikan Pemprov Jatim.
Berkaitan dengan harapan Ketua PMI Jatim agar melibatkan anak-anak dan remaja pada agenda-agenda PMI dan harapannya agar terjadi pembibitan pendonor darah sukarela yang akan berkontribusi terhadap pasokan kebutuhan darah di masa-masa mendatang.
Gubernur Khofifah juga menyikapinya dengan mengajak melakukan revitalisasi Palang Merah Remaja (PMR) di SMA SMK di Jawa Timur. Tujuannya agar terbangun jiwa-jiwa pendonor sukarelawan sejak anak-anak usia sekolah utamanya SMA-SMK.
“Kalau saya itu, asahlah besi selagi panas, ini kebetulan dalam waktu dekat akan ada pembukaan lomba kompetensi siswa SMK se-Indonesia di hall C Unair, mungkin bisa segera ditindaklanjuti dan diagendakan waktu itu, sehingga bisa menjadi referensi bagi provinsi lainnya juga,” tuturnya.
Selain itu, di momen yang sama Gubernur Khofifah juga menyampaikan terima kasih kepada palang merah Indonesia Jawa Timur yang juga selalu hadir dimana ada daerah kekeringan di Jawa Timur dengan support tangki air bersihnya.
Ia menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai ikhtiar untuk menanganinya, seperti pengeboran sumur dengan pompa hidrolik dan pipanisasi tetapi di beberapa daerah masih ada kendala yang tidak sederhana.
“Ada problem di lapangan itu ada sumber air kemudian akan dilakukan suplai air dari sumber tersebut tetapi masyarakat sekitar tidak mengizinkan, sehingga kalau sumber itu tidak bisa memastikan bisa mencukupi kebutuhan air masyarakat di desa itu tetapi sementara mau ditarik ke desa lain itu juga tidak sederhana,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada Gubernur Khofifah yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi dilaksanakannya penghargaan bagi pendonor sukarelawan 75 kali di Gedung Negara Grahadi.
“Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu, karena selama kita memberikan penghargaan ibu hadir secara pribadi, ini membanggakan kita semuanya dan lebih-lebih ditempatkan di Grahadi. Pertemuan pertemuan seperti begini kita hadirkan murid-murid SMA SMK yaitu untuk bisa mencontoh bahwa ternyata diambil darahnya itu tidak sakit tetapi malah jadi sehat,” tuturnya.
Sebagai informasi, untuk 10 orang penerima penghargaan secara simbolis oleh Gubernur Khofifah yaitu Navy Widyaning Tyas, Ismanjoe, Subandi, Irwan Dianto, Bambang Sugianto dari Kota Surabaya, Moch. Yunus Chamid dan Yogi Indrayanto dari Kab. Sidoarjo, M. Syaifuddin dan Tjetjep Soedarjo dari Kab. Gresik, juga Machmudah dari Kota Mojokerto.
Nampak hadir Ketua beserta jajaran pengurus PMI Jatim, Ka. Dinkes Prov. Jatim, Ka. Dinsos Prov. Jatim, Ka. Biro Kesra Setda Prov. Jatim, Dir. RSUD Dr. Soetomo, Dir. RSUD Haji Prov. Jatim dan Dir. RS Jiwa Menur.