PemerintahanPeristiwa

Hadiri Pengukuhan 1020 PPG UINSA, Wali Kota Eri Cahyadi Dorong Guru Melek Teknologi AI

81
×

Hadiri Pengukuhan 1020 PPG UINSA, Wali Kota Eri Cahyadi Dorong Guru Melek Teknologi AI

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri pengukuhan Guru Profesional Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 2 Tahun 2024 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), di Mercure Surabaya Grand Mirama Hotel, Kamis (26/6/2025). Dalam pengukuhan PPG kali ini, Wali Kota Eri Cahyadi hadir sebagai narasumber.

Di kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengucapkan rasa syukur, sebab UINSA telah mengukuhkan sekitar 1020 PPG di tahun ini. Menurutnya, peran guru sangat penting dalam pembangunan sebuah kota. Jika pembangunan sebuah kota tanpa peranan guru, kota tersebut tidak akan pernah menjadi hebat.

“Di mana pun kota itu, seperti Surabaya saat ini, tidak akan pernah menjadi hebat, tidak pernah menjadi kuat, tanpa ada seorang guru yang luar biasa di titik kota itu. Karena tanpa seorang guru, saya juga tidak akan pernah bisa mengubah Surabaya menjadi lebih baik seperti saat ini,” kata Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri menyampaikan, permasalahan di perkotaan juga tidak akan pernah bisa diselesaikan secara cepat tanpa ada peran seorang guru. Maka dari itu, pembangunan sebuah kota seperti Surabaya butuh melibatkan berbagai elemen masyarakat, salah satunya adalah guru.

Di komen ini, Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu juga mengingatkan kepada para PPG yang dikukuhkan hari ini agar melek teknologi dan mengikuti megatrend dunia. Salah satunya, yaitu mengikuti perkembangan dan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Dengan adanya AI, lanjut Cak Eri, para guru bisa memanfaatkannya sebagai alat untuk mempercepat cara mendidik memberikan materi-materi pembelajaran secara akurat dan lebih luas lagi pada murid ke depannya. “Karena sehebat apapun mesin itu, tanpa adanya data yang kita masukkan ke situ (AI), itu tidak akan akurat. Jadi, manfaatkan teknologi itu agar lebih bermanfaat untuk mengajar para murid di kita. Karena mau tidak mau, kita sudah loh (berdampingan dengan AI),” jelasnya.

 

Cak Eri menerangkan, berdasarkan data dari Forum Ekonomi Dunia 2025, sekitar 71 persen guru di dunia menilai bahwa kecerdasan buatan atau AI itu sangat penting terhadap keberhasilan siswa. “Maka dari itu, mau tidak mau AI harus kita manfaatkan, kan tidak mungkin nanti panjenengan (anda para guru) ketinggalan dengan anak-anak kita. Maka dari itu kita harus mengupgrade diri kita ke arah digital,” terangnya.

Selain itu, Cak Eri juga menjelaskan, berdasarkan data dari Forbes 2025, sekitar 60 persen guru di negara maju memanfaatkan teknologi AI untuk menangani tugas rutin muridnya. Mulai dari menilai ujian, membuat soal pilihan ganda, hingga memantau perkembangan belajar siswa, seluruhnya menggunakan AI.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) itu berharap, para guru di Surabaya dan daerah lainnya bisa memanfaatkan teknologi AI sebagai sarana belajar mengajar di kelas. “Karena itu lah saya juga berharap, dalam pertemuan ini kita bisa mengubah Surabaya jauh lebih baik lagi ke depannya. Maka adanya teknologi itu bisa dijadikan kekuatan besar dan harus dikolaborasikan dengan para guru sehingga bisa lebih cepat dalam menyampaikan pembelajarannya,” harapnya.

Di samping itu, Rektor UINSA Prof Akh Muzakki turut menyampaikan soal manfaat teknologi bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya Surabaya. Menurutnya, guru harus melek teknologi terutama mempelajari AI ke depannya.

Prof Muzakki menyampaikan, jangan sampai seorang guru hadir hanya sebagai sumber untuk mencari sebuah informasi, karena jika sekadar menjadi sumber informasi pada saat ini sudah cukup menggunakan teknologi AI. Maka dari itu, ia berharap, para guru masa kini harus memperkuat akhlak, etika, moral, dan adab. Karena keempat hal tersebut tidak bisa digantikan oleh AI.

“Sekarang ini, ketika kita menggunakan Chat GPT itu bisa membuat satu disertasi, maka kalau kita hadir hanya sebagai sumber informasi, kita nggak butuh guru, kenapa? Ada AI. Yang tidak bisa disentuh oleh AI adalah manner, akhlak, etika, moral, dan adab,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *