SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Keinginan kuat DPC PDIP Surabaya mendorong Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya agar bersedia maju ke kontestasi Pilgub Jatim 2018 sepertinya akan banyak persoalan. Bahkan lebih pas kalau dikatakan akan terganjal.
Bagaimana tidak, sampai H-2 penutupan pendaftaran di penjaringan Bacakada yang digelar DPD PDIP Jatim, nama yang masih tercatat masih 2 orang, yakni Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang saat ini masih aktif sebagai Wakil Gubernur Jatim dan Kusnadi ketua DPD PDIP Jatim yang mendaftarkan diri sebagai bakal Cawagub.
Tidak hanya itu, kondisi ini juga diperparah dengan sikap Risma- sapaan akrab Tri Rismaharini- yang tetap menolak jika namanya dikaitkan dengan Pilgub Jatim 2018. Dan sikap ini sama dengan sebelumnya, ketika namanya disebut-sebut masuk dalam bursa bakal Cawagub DKI Jakarta dari PDIP.
Dan faktanya, popularitas namanya yang bertengger di nomer urut dua dalam beberapa lembaga survey, ternyata tidak mampu menggoyahkan keyakinan Risma yang sampai saat ini masih tetap menolak pencalonannya.
“Wong aku sudah sampaikan ke Bu Mega dan bu Mega setuju bukan aku yeee.., Kecele kamu ya,” ujar Risma, seperti yang diberitakan di beberapa media beberapa hari lalu.
Selain itu, niat DPC PDIP Surabaya yang akan mendaftarkan nama Risma ke penjaringan DPD PDIP Jatim sepertinya juga akan menemui kendala, karena menurut Kusnadi Ketua DPD PDIP Jatim, berkas pendaftaran harus ditanda tangani langsung oleh calon.
“Boleh aja (diwakili pendafarannya-red), sepanjang persyaratan yang didaftarkan lengkap dan dokumen dokumen yag disyaratkan ditandatangani oleh yang didaftarkan,” jawab Kusnadi saat di konfirmasi Suarapubliknews.net via ponselnya. Senin (12/6/2016)
Artinya, persyaratan pendaftaran ini akan sulit dipenuhi oleh DPC PDIP Surabaya, karena Risma masih bertahan dengan sikapnya, yakni menolak dicalonkan menjadi bakal Cagub untuk Pilkada Jatim 2018.
Namun ada pendapat yang berbeda dari Riswanto Ketua PAC PDIP Kenjeran Surabaya, yang mengatakan bahwa dirinya tidak merasa aneh dengan sikap Risma yang terus menyatakan penolakannya.
“Sejak dulu kan memang seperti itu, contohnya saat Pilkada Surabaya tahun 2010, beliau juga tidak pernah menyatakan kesediaannya untuk maju, demikian juga untuk tahun 2015, faktanya malah berhasil meraih suara 86 persen,” ucapnya.
Riswanto berpendapat bahwa Risma diyakini akan berubah sikap jika mayoritas masyarakat secara riil mendorong sekaligus mendukung pencalonannya.
“Kami semua yakin jika Bu Risma akan berubah sikap, jika masyarakat Jatim mampu menunjukkan dukungannya secara riil, karena DPP pasti akan mempertimbangkan hal itu untuk mengeluarkan rekomendasinya,” tandasnya
“Kan semuanya bergantung DPP, tetapi kami yang ada di daerah tingkat dua juga diberikan hak oleh DPP dan DPD untuk memberikan masukan, dan lagi, kami semua termasuk Bu Risma ini hanya kader sekaligus petugas partai yang wajib menjalankan amanahnya,” pungkasnya. (q cox)
foto: Surat dukungan DPC PDIP Kabupaten Gresik untuk Risma dan Kusnadi