Politik

Hindari Polemik, Muscab Demokrat Surabaya 2016 Pilih Sistem Aklamasi?

71
×

Hindari Polemik, Muscab Demokrat Surabaya 2016 Pilih Sistem Aklamasi?

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Tahun ini sepertinya akan menjadi era baru bagi sejumlah partai politik, karena mulai banyak partai yang ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa dalam berpolitik itu tidak selalu harus melalui sebuah pertarungan.

Setelah polemik besar melanda di intern partai Golkar dan kini berhasil membuahkan sebuah sistem dan kebijakan baru dalam proses pemilihan jabatan ketua dengan sistem aklamasi di tingkat daerah (Surabaya-red), kini giliran partai Demokrat yang bakal mengikuti jejaknya.

Ditanya soal ini, Ratih Retnowati salah satu kader partai Demokrat Surabaya yang saat ini menduduki posisi sebagai wakil ketua DPRD Surabaya mengatakan bahwa partainya akan lebih memilih cara-cara yang kondusif untuk pemilihan ketua di daerah.

“Yang baik harus dicontoh, dan itu tidak ada salahnya, sepertinya partai kami memang akan memilih sistem pemilihan yang dinilai paling kondusif, jadi diupayakan tidak ada lagi pertunjukan pertarungan bebas seperti sebelumnya,” ucapnya kepada Suarapubliknews.net saat ditemui di ruang kerjanya. Senin (9/5/2015)

Namun Ratih buru-buru meminta kepada media ini untuk tidak bertanya soal Muscab Partai Demokrat Surabaya 2016, karena menjadi ranah dan kewenangan DPD untuk menjawabnya.

“Tolong jangan tanya soal Muscab ya, soalnya itu menjadi wewenang DPD, kami yang di DPC tidak diperkenankan untuk bersuara,” selorohnya polos.

Namun saat ditanya soal nama-nama yang bakal masuk bursa pemilihan ketua DPC Demokrat Surabaya, Ratih mengatakan bahwa kesempatan masih terbuka bagi siapapun, utamanya jajaran pengurus dan anggota fraksi.

“Semua punya kesempatan yang sama, baik pengurus maupun anggota fraksi yang berminat untuk maju,” tandasnya.

Demikian juga saat ditanya kesiapannya sebagai kandidat, Ratih tetap berusaha mengelak dan menjawab dengan normatif bahwa dirinya harus siap jika jabatan itu merupakan mandat partai.

“Saya tidak pernah punya ambisi untuk jabatan itu, namun sebagai kader, saya juga harus siap jika mendapatkan amanah atau tugas dari partai,” kilahnya.

Hasil penelusuran media ini di lingkungan Demokrat Surabaya, didapatkan sejumlah nama yang diperkirakan bakal masuk dalam bursa pemilihan ketua DPC Demokrat Surabaya yakni Ratih Retnowati, M Mahmud, Herlina Harsono Njoto, dan Junaedi.

Sementara Plt Ketua DPC Demokrat Surabaya Hartoyo dikabarkan tidak bakal maju sebagai kandidat karena memilih berkonsentrasi sebagai pengurus di tingkat DPD Jatim, namun membawa jargon bernama Siswandi salah satu pengurus DPC Surabaya.

Kabarnya, sistem pertarungannya cukup mengumpulkan surat dukungan dari tingkat PAC yang kemudian dilaporkan ke tingkat DPD dan Pusat. Siapapun yang mendapatkan dukungan terbanyak, akan langsung dikukuhkan menjadi ketua DPC pada saat Muscab berlanngsung.

Terbaru, sebagai putra mahkota pendiri partai Demokrat di Kota Surabaya, Junaedi dikabarkan hanya akan mengambil posisi yang sama seperti saat ini yakni jabatan Sekretaris DPC, siapapun ketua yang terpilih. Benarkah?

Demikian juga dengan Herlina Harsono Njoto, saat diklarifikasi mengatakan jika dirinya tidak pernah berminat apalagi merasa menjadi salah satu kandidat ketua DPC Demokrat Surabaya, namun dia berharap agar dengan ketua yang baru bisa menjadikan partainya lebih baik.

“Siapa yang bilang kalau saya akan mencalonkan diri, itu tidak benar, saya hanya berharap agar ketua yang baru, siapapun itu, bisa membawa partai demokrat Surabaya menjadi lebih baik, sukur-sukur kalau bisa mengembalikan kejayaan partai seperti sebelumnya,” katanya via ponsel.

Dengan demikian, perhelatan perebutan posisi ketua DPC Demokrat Surabaya di Muscab tahun 2016, diperkirakan hanya akan diperebutkan oleh 3 nama yakni Ratih Retnowati, M Mahmud, dan Siswandi. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *