SURABAYA (Suarapbliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar istighosah dan doa bersama melalui daring dan luring yang berlangsung di lobi lantai II Balai Kota Surabaya, Kamis (1/7/2021) sore. Doa bersama ini untuk melengkapi dorongan spiritual dalam upaya menyelesaikan pandemi Covid-19.
Seluruh Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkup pemkot tampak hadir di balai kota. Sedangkan untuk pegawai lain beserta jajaran kecamatan dan kelurahan, mengikutinya melalui daring. Mereka semua tampak khusyuk mengikuti rangkaian kegiatan doa bersama. Mulai dari bacaan Surat Yasin, Istighosah dan Tahlil yang dipimpin Ustadz Azis Muslim.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, bahwa istighosah dan doa bersama ini merupakan bentuk ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Doa bersama ini akan digelar rutin setiap hari Kamis setelah Salat Ashar dan diikuti seluruh PD di pemkot beserta pengurus RT/RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
“Insya Allah setiap Kamis di Pemkot Surabaya itu semuanya melalui zoom dengan RT/RW dan LPMK dan seluruh warga itu melakukan pembacaan Suratul Yasin, setelah Shalat Ashar. Kita doa bersama, setelah itu Jum’at pagi kita ada Khotmil Quran,” kata Wali Kota Eri usai acara doa bersama.
Wali Kota Eri menyebut, saat ini sudah banyak warga Surabaya yang meninggal karena Covid-19. Karena itu, perlu adanya dorongan spiritual di samping ikhtiar dunia untuk menyelesaikan pandemi ini.
“Dengan istighfar yang kita lakukan melalui pembacaan Surat Yasin, pengajian setiap Kamis dan Jum’at, semoga musibah Covid-19 ini bisa ditarik dari kota Surabaya. Dan saudara yang sakit diberi kesehatan, yang sehat Insya Allah terus sehat. Itu saja,” harapnya.
Di samping itu, Wali Kota Eri menuturkan, bahwa doa bersama ini juga sebagai bentuk introspeksi serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurutnya, pandemi yang berlangsung hampir dua tahun ini bisa saja cobaan atau musibah dari Tuhan. Sehingga perlu dorongan dhohir dan batin untuk menyelesaikannya.
“Mungkin kita harus introspeksi diri. Kejadian ini bisa cobaan, bisa musibah. Kenek opo dicoba (kena apa diuji), karena mungkin kita banyak dosa. Kita sudah lupa. Banyak lupa dengan Gusti Allah. Sehingga kita mendekatkan diri lagi permohonan maaf kepada Gusti Allah. Ampunan dosa dengan istighfar,” imbuhnya.
Dalam momen ini, Wali Kota Eri Cahyadi juga nampak meneteskan air mata. Terutama, saat dia memimpin langsung doa di akhir rangkaian acara. Sembari menundukkan kepala, orang nomor satu di lingkup pemkot ini mengaku tak kuasa menahan air mata ketika membayangkan warganya sakit dan meninggal karena Covid-19.
“Siapa yang tega melihat keluarga kita masuk rumah sakit. Kalau teman-teman bisa melihat, tadi saya ke rumah sakit, banyak pakai ventilator, sedih rasanya. Yang saya bayangkan ketika itu terjadi pada orang yang kita cintai. Padahal sekarang seluruh warga Surabaya adalah keluarga saya,” tutur dia.
Bahkan, Wali Kota Eri mengaku rela, apabila jabatannya itu ditukar dengan kesehatan untuk seluruh warga Surabaya. Baginya, tidak ada yang bisa dibanggakan ketika harus melihat warganya susah.
“Dalam hati tadi saya bilang, Ya Allah jika bisa ditukar dengan jabatan saya tidak apa-apa, yang penting warga Surabaya sehat kabeh (sehat semua). Sebagai pemimpin, saya lilo (rela) menerima semuanya. Saya ikhlas menerimanya. Tapi doa saya hanya satu, sembuhkan warga Surabaya,” pungkasnya. (q cox)