SURABAYA (Suarapubliknews) – Kader PDIP Surabaya Anugrah Ariyadi mengatakan jika Whisnu Sakti Buana yang saat ini masih setia mendampingi Wali Kota Risma di posisi Wakil selama dua periode, memiliki keunggulan pengalaman di proses sistem demokrasi.
Menurut dia, jika saat ini muncul nama-nama Bacakada dengan latar belakang non politisi, tentu belum pernah memiliki pengalaman keterpilihan yang dilakukan oleh rakyat melalui proses sistem demokrasi, baik itu Pileg maupun Pilkada.
Sementara jabatan sebelumnya dan saat ini yang disandang Whisnu Sakti Buana (WS) diperoleh dari jenjang karier politik dan hasil keterpilihannya dalam proses sistem demokrasi.
“Saat menjadi anggota legislatif DPRD Provinsi Jatim dan DPRD Kota Surabaya masyarakat Surabaya telah menitipkan suaranya untuk beliau,” urainya.
Begitu juga saat menjabat Wakil Wali kota menggantikan Bambang DH, karena juga melalui mekanisme pemilihan di DPRD Kota Surabaya.
“Lebih-lebih saat Mas WS sebagai Waki Wali Kota mendampingi Bu Risma di periode kedua juga melalui mekanisme pilihan rakyat,” sambung Anugrah.
Namun, Anugrah juga berpendapat jika munculnya beberapa nama di Pilwali 2020 akan berdampak positip bagi penyelenggaraan Pilwali Surabaya 2020, karena sesuai aturan PKPU Pilwali harus diikuti oleh minimal satu peserta.
“Akan lebih baik jika pesertanya lebih dari satu peserta. Dengan maraknya calon-calon yang bermunculan akan semakin bagus. Sehingga rakyat Surabaya akan diberikan banyak pilihan untuk memilih pemipin Surabaya yang terbaik,” tegas Anugrah.
Diakhir paparannya, anggota DPRD Kota Surabaya Periode 2014 – 2019 ini sangat berharap rekom DPP PDI Perjuangan dipercayakan kepada Whisnu Sakti Buana.
“Mengingat pergerakan teman-teman di tingkatan paling bawah sampai atas sudah sangat masif untuk memenangkan Whisnu Sakti Buana menjadi Wali Kota Surabaya 2021 – 2026 nanti,” pungkasnya. (q cox)