SURABAYA (Suarapubliknews) – Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada akhir 2018 lalu, tujuh ruas tol yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Jawa menjadi jalur utama bagi mereka yang ingin bepergian melintasi Pulau Jawa melalui jalan darat. Tol Trans-Jawa dari Merak sampai Probolinggo tersambung sepanjang 965 km.
Tak heran jika PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai operator jalan tol pertama dan terbesar di Indonesia terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan, tak hanya pada sektor teknologi dan informasi yang terus dibenahi dan dikembangkan, melainkan juga kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol.
Di sektor teknologi PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengenalkan Command Center (Pusat Kendali) lalu lintas jalan tol berbasis Intelligent Transportation System (ITS) pertama dan terlengkap di Indonesia yang dikenal dengan nama Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC).
JMTC merupakan inovasi berbasis teknologi yang hadir untuk menjawab kebutuhan Jasa Marga dan juga pengguna jalan tol dalam pengelolaan pelayanan jalan tol yang terintegrasi sekaligus menjadi sumber dari pusat informasi lalu lintas, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan rekayasa lalu lintas yang juga melibatkan stakeholder terkait.
Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita, menjelaskan keunggulan JMTC adalah terletak pada sistem Intelligent Transportation System (ITS) yang mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group. Hal ini membuat Jasa Marga menjadi operator jalan tol dengan sistem pengolah data lalu lintas jalan tol terlengkap dan terpadu di Indonesia.
“Dengan penerapan ITS ini, JMTC dilengkapi Advanced Traffic Management System (ATMS) yang mampu menganalisa kondisi kepadatan di jalan tol melalui kecepatan rata-rata kendaraan pada segmen jalan tol serta menghitung data volume kendaraan sesuai dengan kapasitas jalan tol. Apabila kecepatan kendaraan mendekati kecepatan minimum dan volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas jalan tol, maka sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk dapat melakukan pengaturan lalu lintas,” katanya.
JMTC merupakan bentuk penyempurnaan dari Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) yang merupakan pusat informasi dan komunikasi lalu lintas jalan tol dan telah beroperasi sejak tahun 2005. JMTC memiliki 1.705 CCTV, 65 Smart CCTV, 204 VMS, dan 22 Remote Traffic Monitoring System (RTMS) yang tersebar di jalan tol Jasa Marga Group di seluruh Indonesia.
Kecanggihan yang dimiliki JMTC akan mempermudah koordinasi antara Jasa Marga dengan Korlantas POLRI, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam memutuskan rekayasa lalu lintas yang akan dilaksanakan khususnya pada saat operasi libur panjang.
Masyarakat dapat mengakses berbagai fasilitas yang terintegrasi dalam JMTC melalui aplikasi Travoy 3.0 dan pusat panggilan 14080 selama 24 jam. Aplikasi Travoy 3.0 kini telah dilengkapi dengan beragam fitur seperti Panic Shake, Derek Online, pantauan kondisi lalu lintas melalui CCTV hingga informasi mengenai rest area yang terhubung langsung dengan JMTC.
“Dengan diluncurkannya Travoy 3.0, maka CCTV Jasa Marga yang sebelumnya dapat diakses melalui situs www.jasamargalive.com saat ini telah ditutup. Fitur Maps dan CCTV telah diintegrasikan dengan aplikasi Travoy 3.0 yang dapat diunduh oleh pengguna jalan tol, baik untuk pengguna iOS maupun Android,” lanjut Atika.
Sebelumnya pada peringatan HUT ke 43 Jasa Marga meluncurkan aplikasi Travoy (Travel With Comfort and Joy) 3.0 yang hadir sebagai asisten digital yang dapat membuat perjalanan di jalan tol menjadi lebih aman dan nyaman. Travoy 3.0 merupakan pengembangan dari aplikasi Travoy yang sebelumnya telah diluncurkan sejak tahun 2019 lalu. Tidak hanya itu, Travoy 3.0 juga diintegrasikan dengan aplikasi yang juga dikelola oleh Jasa Marga lainnya, JMCARe.
Dengan Travoy 3.0, pengguna jalan juga dapat memantau situasi terkini lalu lintas dari CCTV yang ada di Jalan Tol Jasa Marga Group hingga menghitung kalkulasi tarif tol yang perlu dibayarkan oleh pengguna jalan selama perjalanan agar dapat mengantisipasi jumlah saldo yang harus diisi di dalam uang elektronik.
Sementara untuk memberi kenyamaan bagi pengendara Jasa Marga memiliki dua tipe rest area dengan SPBU. Pertama Tempat Istirahat & Pelayanan (TIP) dan Tempat Istirahat Sementara (TIS). Sepanjang tol Trans Jawa, ada 24 TIP dan 4 TIS yang bisa dimanfaatkan pengemudi dan penumpang untuk melepas lelah, maupun isi bahan bakar. Tak cuma itu, baik TIP maupun TIS memiliki kelengkapan berupa area parkir, mini market, rumah makan, dan toilet.
Sedangkan untuk kenyamaan beribadah khususnya bagi umat muslim, Jasa Marga akhir Desember lalu meresmikan resmikan 12 masjid rest area di seluruh Indonesia. Sembilan diantaranya berada di area Tol Trans Jawa.
Direktur Utama PT PT Jasamarga Related Business (JMRB) selaku anak usaha Jasa Marga yang dipercaya untuk mengelola rest area Cahyo Satrio Prakoso menjelaskan bahwa masjid merupakan salah satu fasilitas di rest area yang dikunjungi oleh mayoritas pengunjung. Terlebih, jam operasional di rest area yang tidak mengenal libur, menjadikan masjid akan selalu dikunjungi oleh jemaah selama 24 jam.
“Di masa pandemi ini, kami memastikan rest area, termasuk masjid, yang berada di bawah pengelolaan PT JMRB dan Jasa Marga Group selalu menerapkan protokol kesehatan, demi menjamin keamanan dan kenyamanan pada pengunjung,” katanya.
Protokol kesehatan yang diterapkan di antaranya dengan menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan di sejumlah titik, membatasi jarak pada meja, kursi, dan antrean, serta melakukan pembersihan secara berkala.
“Khusus bagi masjid, protokol kesehatan yang diterapkan meliputi pembatasan jarak antar-saf, penempatan hand sanitizer dan sabun cuci tangan, serta meniadakan karpet dan perlengkapan ibadah lainnya, sehingga para jemaah diimbau untuk membawa perlengkapan ibadah pribadi,” tutupnya. (q cox, tama dinie)