SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Setiap daerah memiliki makanan khasnya tersendiri, dan hal ini yang menjadikan daya tarik pengunjung untuk oleh – oleh. Namun sayangnya industry ini belum banyak dimanfaatkan kalangan pelaku usaha.
Ketua Penyelenggara ‘Oleh-oleh Competition with US Ingredients’ Kafi Kurnia mengatakan selama ini produk oleh-oleh masih didominasi nama-nama besar yang sudah dikenal, padahal potensi dibidang ini sangat besar.
“Sebetulnya jenis makanan khas atau oleh-oleh asal Indonesia cukup banyak dan hampir semua daerah memiliki oleh-oleh khas lebih dari satu jenis. Namun banyak hal yang menghambat pengembangan produk oleh-oleh di dalam negeri,” katanya di sela penganugerahan kepada para pemenang ‘Oleh-oleh Competition with US Ingredients’ asal Surabaya, di Resto Nine.
Selain kurangnya inovasi, kebanyakan masyarakat masih latah dengan produk mereka, di mana ada produk yang laris manis mereka akan meniru produk yang bersangkutan. Oleh karenanya, pihaknya menggelar ‘Oleh-oleh Competition with US Ingredients’ yang menantang para pelaku usaha kuliner oleh menciptakan produk oleh-oleh dengan mengombinasikan bahan baku impor.
Indonesia Representative Peka Consult, Inc untuk Potatoes USA, Leonard Tjahjadi menambahkan, dalam kompetisi yang diikuti ratusan peserta tersebut, IPA dengan tim juri telah memilih empat pemenang dari masing-masing kota.
“Gagasan kompetisi itu muncul karena masih banyak pelaku usaha kue, khususnya pemula di Indonesia yang takut menggunakan perpaduan bahan baku impor dan lokal untuk pembuatan produk kue. Padahal, bahan baku tersebut bisa menjadi alternatif sekaligus meningkatkan daya saing produk kue atau oleh-oleh lokal,” katanya.
Penasihat Indonesia Pastry Alliance (IPA), I Made Konang menambahkan, memberikan edukasi agar para pelaku usaha bakery dan pastry lokal lebih maju dengan membuat kemasan yang menarik, promisi yang baik, hingga pengurusan legalitas usaha.
“Kami rutin menggelar pelatihan terkait pengolahan makanan, pakcaging, promosi, dan sebagainya. Ini agar produk tradisional atau oleh-oleh khas ini terus berkembang dan kian diminati,” tutupnya.
Kegiatan yang bekerja sama dengan IPA dan koperasi dari Amarika Serikat (AS) untuk memasok kentang, kismis, dan kacang-kacangan sebagai bahan untuk kompetisi ini telah dilangsungkan mulai Agustus 2017 lalu di tiga kota, yakni Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Surabaya sendiri mengirim 3 finalis di tingkat nasional. (q cox, Dn)