Peristiwa

ITS Siap Bantu Pusat Pengembangan Teknologi Kapal Selam di Indonesia

74
×

ITS Siap Bantu Pusat Pengembangan Teknologi Kapal Selam di Indonesia

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Terus menguatkan perannya sebagai pelopor di bidang teknologi maritim di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan tekad kontribusinya untuk bangsa.
Kali ini, ditunjukkan lewat langkah Laboratorium Marine Manufacturing and Design (MMD) Departemen Teknik Sistem Perkapalan (DTSP), Fakultas Teknologi Keluatan (FTK) ITS yang menggelar seminar dengan berfokus pada pusat pengembangan teknologi kapal selam di Indonesia, Selasa (19/8).

Disampaikan oleh Dekan FTK ITS Dr Ing Ir Setyo Nugroho, seminar ini dihadiri dan didukung berbagai pihak strategis di bidang maritim. Mulai dari perwakilan TNI Angkatan Laut (AL), PT PAL Indonesia, ExxonMobil, hingga perusahaan perancang kapal selam ternama yakni Nevesbu. “Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal pusat pengembangan teknologi kapal selam pertama di Indonesia,” tutur dosen Departemen Teknik Transportasi Laut ITS ini.

Dari sisi pertahanan, Laksamana Pertama TNI AL Muhammad Iwan Kusumah SE mengatakan, kebutuhan akan kapal selam yang optimal di Indonesia sangatlah penting. Mengingat Indonesia merupakan negara maritim yang sangat luas, sehingga kekayaan laut dan jalur komunikasi bawah lautnya perlu dijaga. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pusat pengembangan kapal selam yang mumpuni demi mewujudkan kemandirian dan kedaulatan maritim.

Ia menyampaikan bahwa terdapat lima pilar fundamental yang harus ada pada kapal selam demi mengoptimalkan pertahanan bawah laut Indonesia. Mulai dari pendanaan, kapasitas industri, infrastruktur, sumber daya manusia, hingga sistem keselamatan. “Kelima pilar ini harus dibangun dan dipertahankan secara seimbang untuk menciptakan kekuatan kapal selam yang efektif dan andal,” tekannya.

Dari sisi pengembangan teknologi, Direktur Komersial Nevesbu Albert Jurgens menyampaikan bahwa Nevesbu sendiri telah mengembangkan teknologi kapal selam yang sepenuhnya elektrik. Kapal selam ini dinilai cocok untuk kebutuhan pertahanan maritim nasional. “Pengembangan kapal selam tipe Moray 600E ini dapat menjadi percontohan bagi Indonesia untuk pusat pengembangan kapal selam nantinya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Albert mengatakan bahwa model kapal selam elektrik andalan perusahaan asal Belanda ini memiliki berbagai keunggulan. Kapal selam ini dirancang sebagai kapal selam penyerang perairan dangkal yang memungkinkan operasi di bawah laut selama dua minggu lamanya. Selain itu, dengan desain dan sistem yang disederhanakan secara signifikan akan meminimalisir biaya perawatannya juga.

Tidak hanya itu, acara yang diselenggarakan di gedung National Ship Design and Engineering Center (Nasdec) ITS ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai institusi pendidikan. Mulai dari Technical University (TU) Delft, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), Akademi Angkatan Laut (AAL), hingga Politeknik Pelayaran Surabaya. Kehadiran institusi pendidikan tersebut menunjukkan adanya kolaborasi erat antara dunia akademis dan industri untuk memajukan teknologi maritim.

Seminar ini juga berkontribusi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-9 yaitu industri, inovasi, dan infrastruktur. Melalui seminar ini, ITS berperan aktif dalam mendorong inovasi teknologi maritim. Khususnya kapal selam yang menjadi bagian penting dari pengembangan industri dan infrastruktur pertahanan nasional Indonesia. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *