Pemerintahan

Jadi Irup Hari Kesaktian Pancasila, Whisnu Sakti Buana: Jaga Kesatuan dan Keutuhan Bangsa

61
×

Jadi Irup Hari Kesaktian Pancasila, Whisnu Sakti Buana: Jaga Kesatuan dan Keutuhan Bangsa

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengajak seluruh masyarakat agar memperkuat, meneguhkan, menjaga kesatuan dan keutuhan ideologi pancasila yang menjadi dasar negara NKRI. Hal ini penting dilakukan karena pancasila terbukti menjadi alat pemersatu bangsa di tengah keanekaragaman.

“Gangguan untuk memecah belah keutuhan NKRI tidak datang dari luar saja tetapi juga dari dalam. Ini yang harus diingat masyarakat untuk tetap waspada sehingga ke depan, keutuhan NKRI bisa dipertahankan,” kata Whisnu usai memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada, Senin, (1/10/2018) di halaman Taman Surya.

Menurutnya, untuk mengingatkan masyarakat agar mampu memaknai serta memahami falsafah pancasila itu sendiri, dengan menjaga jiwa dasar pancasila yang digali dari budaya asli Indonesia yaitu gotong royong. “Itu yang harus kita tumbuh kembangkan agar menjadi jiwa dan budaya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat,” sambungnya.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2018, lanjut Wisnu, harus dijadikan momentum untuk mengembalikan pancasila sebagai ideologi dan falsafah yang hakiki. Dengan begitu, putra dari tokoh senior PDIP Ir. Soetjipto Soedjono itu meyakini apabila Pancasila diterapkan dengan baik dapat menangkal isu-isu intoleransi, terorisme dan radikalisme.

“Berbagai macam sisi negatif globalisasi bisa tertangkal jika semangat pancasila benar-benar diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh masyarakat, utamanya generasi muda,” ujar alumni Institut Sepuluh November tersebut.

Dirinya menambahkan, selain mengamalkan nilai pancasila, pemerintah juga menanamkan kembali ajaran nilai-nilai kebangsaan dan pendidikan karakter bagi generasi muda. Sebab, kata Wisnu, hal itu menjadi salah satu upaya penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme serta menangkal tindakan yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

“Menumbuhkan rasa nasionalisme itu tidak harus dipaksakan melainkan harus kita tanamkan dengan kemandirian agar hasilnya jauh lebih bagus dan lebih kuat akarnya,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *