SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengimbau kepada seniman dan anak muda untuk memanfaatkan Balai Pemuda sebagai pusat kesenian dan budaya. Oleh karena itu, ia meminta Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, memberi kesempatan anak muda dan seniman untuk menampilkan karyanya di gedung tersebut.
“Balai Pemuda, Gedung Balai Budaya itu wes gratisino (gratiskan) dibuat para seniman ini menampilkan. Karena saya nggak ingin, hanya menggaungkan Balai Pemuda sebagai tempatnya anak muda, tapi nggak ada tampilan seni dan budaya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Senin (5/9/2022).
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu berharap kepada Kepala Disbudporapar Kota Surabaya, Wiwiek Widayati agar Balai Pemuda dimanfaatkan sebagai tempat penampilan seni dan budaya seperti beberapa tahun lalu, sebelum pandemi Covid-19. Tujuannya, agar kreasi atau karya anak muda dan seniman di Kota Surabaya itu dapat tersalurkan melalui pertunjukkan.
Cak Eri sedikit bercerita, saat tingkat penularan Covid-19 di Surabaya tinggi, waktu itu Pemerintah Kota (Pemkot) sempat membubarkan beberapa penampilan seni di Balai Pemuda. Bukan hanya membubarkan, Pemkot Surabaya bahkan sempat menutup Balai Pemuda dan menghentikan sementara kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan.
“Memang, waktu itu pengunjung sangat antusias, sehingga terpaksa kita bubarkan. Lah nanti kalau sudah dibuka untuk pertunjukkan lagi, pengunjung bisa melihat ludruk, pertunjukkan tari dan sebagainya. Mereka (seniman) bisa tampil secara bergantian, pasti sangat luar biasa dan orang akan berani menampilkan karya seninya,” ungkap Cak Eri.
Cak Eri Cahyadi tak ingin, kesenian seperti ludruk, parikan, tari – tarian dan budaya khas Surabaya lainnya itu terlupakan begitu saja, terutama di kalangan anak muda. Karena itu, ia berharap, Balai Pemuda bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh anak muda dan para seniman di Surabaya untuk menampilkan karyanya.
“Saya berharap, di Alun – Alun Suroboyo maupun Balai Pemuda, itu jadi pusat cangkruke (tongkrongan) arek Suroboyo. Jadi jangan hanya didatangi, kemudian tidak ada tampilan – tampilan budaya atau karya seni,” sebut Cak Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati menerangkan, sebelum pandemi Covid-19, di Balai Pemuda itu sudah ada Rumah Kreatif. Di Rumah Kreatif itu, Disbudporapar Surabaya menyediakan tempat pelatihan seni dan budaya, mulai tari, parikan, ludruk, musik dan sebagainya setiap Sabtu – Minggu (weekend).
Masih kata Wiwiek, para pemuda yang ada di Rumah Kreatif itu bukan sekadar dilatih, akan tetapi juga difasilitasi tempat untuk menampilkan seni dan budaya di Gedung Balai Budaya, Balai Pemuda. “Biasanya mereka latihan di selasarnya, ketika latihan, adik – adik itu dibimbing oleh mentor kami. Setelah itu, kami fasilitasi dan mereka tampil di Gedung Balai Budaya,” kata Wiwiek.
Wiwiek menambahkan, Disbudporapar juga memberi kesempatan dan memberi fasilitas seniman lain untuk berkarya. Sehingga para seniman itu tidak hanya hanya tampil di Balai Pemuda, akan tetapi juga bisa di Jalan Tunjungan dan Taman Prestasi.
“Ke depannya akan kita optimalkan lagi ya, agar mereka itu bisa berkreasi. Karena mereka kan juga membutuhkan suatu ruang untuk menyalurkan kreasinya. Bahkan, mereka juga kami beri ruang di bagian alun – alunnya,” pungkasnya. (Q cox)