Bisnis

Jelang Bulan Puasa, Begini Kesibukan Diah Arfani Pengusaha Kue Kering Surabaya

148
×

Jelang Bulan Puasa, Begini Kesibukan Diah Arfani Pengusaha Kue Kering Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Meski belum masuk bulan Ramadhan maupun lebaran, namun saat ini dapur para pengusaha kue kering sudah dibuat sibuk. Sekarang mereka sudah banyak mendapatkan order sekaligus menyiapkan persediaan kue kering untuk dipasarkan selama bulan puasa hingga momen lebaran.

Salah satunya adalah dapur milik Diah Arfiani (38). Sejak melintas di pintu masuk Jalan Ketandan Baru Gg 2, aroma wangi kue sudah menggoda para warga yang melintas. Ya, juara first choice industry Pahlawan Ekonomi 2016 ini memang sudah mulai produksi kue kering dalam jumlah besar sejak satu setengah bulan yang lalu.

“Tiga bulan sebelum lebaran memang sudah harus mulai produksi dalam jumlah besar. Tahun lalu kami produksi sampai 15 ribu toples. Tahun ini ya antara 15 ribu sampai 20 ribu toples lah,” ucap wanita yang akrab disapa Diah ini. Saat ini, UKM miliknya sudah memproduksi sebanyak 7000 toples khusus untuk menyambut Ramadhan dan juga lebaran mendatang. Untungnya kini ia sudah punya alat oven dengan kapasitas yang lebih besar dari sebelumnya. Sehingga kemapuan produksinya juga meningkat.

Disebutkan ibu tiga anak ini, setiap momen bulan puasa dan lebaran semacam ini memang cukup banyak pesanan. Ada yang pesan perorangan, lewat delapan agen yang kini membantunya dalam memasarkan produk, atau pun perasanan untuk mengisi parcel. Menurut Diah, peningktakan produksi bisa mencapai seratus persen. Sebab jika hari-hari biasa, Diah Cookies bisa laku di pasaran sebanyak 20 toples dalam sehari.

Begitu juga dengan pegawai, jika sehari-hari ia hanya dibantu oleh empat pekerja, selama tiga bulan jelang lebaran ini ia menambah karyawannya hingga 20 orang. Tak ketinggalan, ia dan sang suami Mochammad Rofiq pun tak ketinggalan berkecimpung langsung dalam memproduksi kue kering.

“Kita ada 20 varian rasa. Mulai kue kering nastar, putri salju, almond cheese, red velvet milks, kastengel kentang, cookies nutella, stick keju, dan juga banyak varian rasa yang lain, kami selalu update rasa dengan mengikuti selera pasar,” kata Diah. Jika beberapa waktu yang lalu sempat booming kue kering lidah kucing rainbow, saat ini sudah tidak booming, maka ia sudah tidak produksi.

Begitu juga untuk rasa green tea yang sempat banyak yang meminati. Nemun ternyata hanya semusim, lalu tidak banyak diminati lagi. Sedangkan saat ini, disampaikan oleh Diah, saat ini yang banyak diminati adalah rasa keju, original, dan juga red velvet.

Lebih lanjut, ia menyebutkan selama ini lebih banyak memasarkan produk kue keringnya lewat media sosial fesbuk. Ia pun sudah aktif mempromokan sejak jauh hari sebelum ramadhan. Ia selalu berupaya untuk update promo setiap hari, meski bukan bulan puasa.

“Kenapa setiap hari, meski bukan bulan puasa pun saya sudah update, agar orang selalu ingat.Begitu butuh kue kering, ingatnya produk kami,” ujar wanita yang sudah memulai bisnis sejak tahun 2001 ini. Mulanya ia hanya suka membuat kue untuk konsumsi sendiri, lalu berkembang berjualan setiap bulan puasa saja.

Baru saat tahun 2001 suaminya harus berheti bekerja, ia akhirnya memutuskan untuk membuat usaha kuenya berjalan dan total fokus setahun setelahnya. Hingga akhrinya saat ini omset penjualan kuenya sudah puluhan juta rupiah.

Menuruntya, siapa saja bisa memulai usaha, hanya bergantung pada niat dan totalitas usahanya. Saat ini usahanya sudah banyak dikenal banyak orang. Namun kebanyakan customernya adalah orang Surabaya. Ini lantaran ia belum berani mengambil risiko untuk menjual ke luar kota lantaran takut mengurangi kualitas produknya.

“Kalau dari rasa kami bisa diadu. Produk kami punya keunggulan dibandingkan produk lainnya yaitu kue kami rasa susuya kental,” ucapnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *