Pemerintahan

Jemput Bola, Pemkot Surabaya Distribusikan Vitamin A dan Program Posyandu Langsung ke Rumah-rumah Balita

164
×

Jemput Bola, Pemkot Surabaya Distribusikan Vitamin A dan Program Posyandu Langsung ke Rumah-rumah Balita

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Di tengah-tengah kesibukan menangani pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tak pernah lupa untuk memperhatikan pertumbuhan para balita. Salah satunya memastikan program Posyandu di Kota Pahlawan tetap terlaksana.

Nah, untuk memastikan program tersebut berjalan, Dinkes bersama para kadernya menjemput bola dengan mengunjungi dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan Posyandu serta pendistribusian vitamin A.

Kepala Dinas Kesehatan, (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, sebenarnya untuk program pemberian vitamin A ini dilaksanakan setiap satu tahun dua kali. Yakni, pada bulan Februari dan Agustus. Akan tetapi, pada bulan Agustus ada sedikit mekanisme perubahan Posyandu dan pemberian vitamin pada bulan-bulan biasanya.

“Untuk pemantauan pertumbuhan balitanya itu dapat dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali.  Termasuk selama masa pandemi melalui para kader. Tetapi yang pemberian vitamin hanya satu tahun dua kali,” kata Febria di Dapur Umum Balai Kota, Jum’at (21/8/2020).

Feny – sapaan lekat Febria Rachmanita memaparkan, untuk kali ini pendistribusian vitamin A dimulai dari kader wilayah Puskesmas Simo Mulyo dan Sawah Pulo. Para kader tersebut berkeliling ke rumah penduduk yang di dalamnya terdapat para balita. Di sana, para balita akan ditimbang, diukur tinggi dan diberikan vitamin A.

“Jadi mekanismenya balita-balita itu akan dipantau pertumbuhannya secara mandiri oleh ibu atau pengasuh menggunakan pita lila. Pita ini untuk mengukur lingkar lengan atas. Kemudian hasilnya akan dikirimkan via google form ke puskesmas,” urainya.

Dari data tersebut, Feny menjelaskan, bahwa selanjutnya dilakukan pengkajian di masing-masing puskesmas. Jika balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk atau pita lila yang hasilnya di bawah 12.5 senti meter, maka akan dilakukan janji temu dengan petugas.

“Tujuannya puskesmas akan mengukur tinggi berat dan panjang badannya. Serta memberikan intervensi untuk mencegah stunting,” jelas Feny.

Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan oleh puskesmas agar menemukan atau mendeteksi dini kejadian balita yang tengah mengalami gizi buruk. Sehingga dapat segera dilakukan penanganan.

“Kami terus lakukan pemantauan untuk para balita untuk mencegah stunting dan gizi buruk supaya dapat tertangani sedini mungkin,” pungkasnya (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *