SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya mewujudkan kedaulatan dan kemandirian energy melalui kebijakan energi berkeadilan.
Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan Kuliah Umum bertajuk Energi Berkeadilan di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS. Dalam pemaparannya Jonan mengatakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan mengalami kemajuan pada dua tahun terakhir.
“Pada 2017 lalu, 70 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) berbasis EBT dengan kapasitas lebih dari 1,2 GW ditandatangani. Tentunya Kemajuan ini berdampak pada terlampuinya target rasio elektrifikasi pada akhir 2017 mencapai 95,4 persen, naik dari pencapaian sebesar 91,2 persen di 2016,” katanya.
Jonan mengapresiasi keterlibatan ITS dalam pengembangan kedaulatan energi di Indonesia melalui inovasi kendaraan listrik yang telah dihasilkan. Bahkan mantan Menteri Perhubungan RI periode 2014 – 2016 ini menyempatkan diri menjajal keandalan mobil listrik ITS yang sebelumnya pernah dikendarai oleh Presiden Jokowi untuk berkeliling di halaman Rektorat ITS.
Sementara itu, dalam skala industri mineral, Jonan juga mengapresiasi produk prototype smelter yang dirancang oleh Departemen Teknik Material ITS yang diwakilkan pada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) ESDM, FX Sutijastoto meninjau langsung alat Smelter di Departemen Teknik Material ITS.
Smelter ini merupakan alat pemurni utama bahan tambang yang menempati industri hulu dalam pengolahan mineral logam. Karena itu, harga investasi alat smelter ini menjadi selangit. “Saya tertarik untuk bekerja sama dengan ITS dalam mengembangkan teknologi smelter ini,” ungkapnya.
Kepala LPMM Dr Sungging Pintowantoro ST MT mengatakan kendati masih merupakan skala kecil, smelter ini digadang-gadang akan turut berswadaya membantu penambang kelas menengah ke bawah.
“Seringkali perusahaan tambang skala kecil langsung menjual logam mentah tanpa mengolahnya, hal ini sangat disayangkan karena bertentangan dengan UU Nomor 4 tahun 2009 mengenai Mineral dan Batu Bara,” ujar.
Dengan adanya pengembangan smelter ini, berarti kemandirian dan kedaulatan energi negeri sudah di depan mata. Buktinya, smelter yang juga mendapat dana hibah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI ini rencananya akan segera dikomersialkan untuk beberapa perusahaan tambang di Luwu Timur, Makassar.
Dalam kesempatan ini dilakukan juga penandatanganan pembaruan nota kesepahaman (MoU) antara ITS dengan Balitbang Kementerian ESDM. Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD mengatakan beberapa pembaharuan ruang lingkup nota kesepahaman pada Maret 2014 tersebut adalah terkait peningkatan dan pengembangan sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta energi laut.
“Selain itu disepakati juga mengenai pengolahan dan pemurnian mineral, serta pengembangan transportasi dengan kendaraan listrik,” tandasnya. (q cox, Dn)