PemerintahanPeristiwa

JREF 2024: Penguatan Hilirisasi Pangan untuk Akselerasi Pertumbuhan Wilayah Jawa

3335
×

JREF 2024: Penguatan Hilirisasi Pangan untuk Akselerasi Pertumbuhan Wilayah Jawa

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Bank Indonesia bersama Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah di seluruh wilayah Jawa kembali menunjukkan komitmennya untuk memperkuat program hilirisasi pangan, guna mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa. Komitmen tersebut terwujud dalam kegiatan Java Regional Economic Forum 2024 yang mencakup Rapat Koordinasi Wilayah dan Diseminasi Hasil Kajian mengenai hilirisasi pangan. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Asisten Deputi Ekonomi Digital – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan – Ditjen Industri Agro – Kemenperin, serta Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia se-Jawa.

Rapat Koordinasi Wilayah kali ini mengangkat tema “Penguatan Hilirisasi Pangan dalam Mendukung Akselerasi Pertumbuhan di Wilayah Jawa”, yang selaras dengan fokus Pemerintah untuk mendorong hilirisasi pangan melalui program Asta Cita ke-5 dalam RPJMN. Tema ini juga berfokus pada penguatan sektor pangan, khususnya pada komoditas seperti padi, aneka cabai, bawang merah, serta perikanan seperti udang dan rumput laut. Dalam forum ini, berbagai tantangan hilirisasi pangan dipetakan, termasuk penguatan produksi bahan baku, kebijakan daya saing, dan aspek perdagangan.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea menekankan urgensi hilirisasi pangan sebagai bagian dari fokus Pemerintah yang tertuang dalam RPJMN, terutama dalam program hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) dan penguatan sektor pertanian. “Hilirisasi pangan perlu difokuskan pada komoditas surplus yang dapat meningkatkan nilai tambah, serta pada komoditas ekspor yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan menjaga ketahanan pangan,” ujarnya.

Erwin juga menambahkan bahwa hilirisasi pangan ke depan harus mengutamakan komoditas yang memiliki potensi ekspor tinggi dan dampak besar terhadap inflasi, dengan tujuan menjaga ketahanan pangan yang berkelanjutan. Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mempercepat program hilirisasi di Jawa.

Forum ini diakhiri dengan sesi diseminasi hasil kajian tentang “Strategi Hilirisasi Pertanian Guna Meningkatkan Nilai Tambah dan Mendukung Ketahanan Pangan”, yang melibatkan berbagai narasumber kompeten untuk memberikan pandangan terkait langkah strategis dalam memperkuat hilirisasi pertanian di Jawa.

Dengan adanya komitmen bersama antara pemerintah pusat, daerah, dan Bank Indonesia, serta stakeholders lainnya, diharapkan hilirisasi pangan dapat menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga di wilayah Jawa. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *