Pemerintahan

Kalahkan Kota Besar Lain, Surabaya Borong Empat Penghargaan Pariwisata dari MarkPlus Tourism

78
×

Kalahkan Kota Besar Lain, Surabaya Borong Empat Penghargaan Pariwisata dari MarkPlus Tourism

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil memborong empat penghargaan bergengsi dalam ajang The 1st Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) 2025 di Bali. Prestasi ini mengukuhkan posisi Surabaya sebagai destinasi wisata progresif yang berkomitmen mengembangkan pariwisata berbasis Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Penghargaan yang diselenggarakan oleh MarkPlus Tourism bekerja sama dengan Bali Tourism Board ini mengapresiasi kota-kota di Indonesia yang menunjukkan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan melalui sektor pariwisata.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudporapar) Kota Surabaya, Farah Andita Ramdhani, menyampaikan rasa bangga atas pengakuan ini. Ia menyebut penghargaan ini menjadi bukti bahwa strategi pariwisata Surabaya berjalan efektif dan berdampak luas.

“Alhamdulillah, Surabaya berhasil unggul di empat dimensi utama, yaitu People (Masyarakat), Prosperity (Kesejahteraan), Peace (Kedamaian dan Budaya), dan Partnership (Kemitraan). Ini membuktikan bahwa pariwisata di Surabaya tidak hanya berorientasi pada jumlah kunjungan, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup warga dan pelestarian budaya,” kata Farah sapaan akrabnya, Jumat (17/10/2025).

Farah menjelaskan bahwa Surabaya berhasil unggul dalam empat dimensi, mulai dari People, Prosperity, Peace, dan Partnership karena program-program kota secara langsung menyentuh indikator penilaian 5P dari pembangunan berkelanjutan.

Untuk kategori People (Masyarakat), Surabaya unggul berkat inisiatif literasi sejarah dan budaya, termasuk program Museum Goes to School dan pengembangan Augmented Reality (AR) di Museum Rombeng Lima Kota (RLBK).

“Inisiatif ini membuat sejarah Kota Surabaya lebih mudah diakses dan menarik bagi generasi muda,” ujar dia.

Pada kategori Prosperity (Kesejahteraan), Surabaya dinilai berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui event marketing, seperti penyelenggaraan Festival Rujak Uleg dan Surabaya Vaganza.

“Selain itu, inisiatif fasilitasi kedatangan kapal pesiar dan acara Table Top and Beyond di Makassar turut memperluas jangkauan pasar pariwisata, sekaligus meningkatkan pendapatan UMKM di sektor wisata,” imbuhnya.

Untuk kategori Peace (Kedamaian & Budaya), keunggulan Surabaya didukung oleh keberhasilan lolos kurasi Kharisma Event Nusantara (KEN), yang mengukuhkan kota ini sebagai penyelenggara event nasional yang berdaya saing tinggi.

“Inisiatif seperti City Tour Munas VII APEKSI 2025 juga dinilai berhasil mempererat sinergi dan rasa persaudaraan antar daerah melalui pengenalan potensi wisata lokal,” ujarnya.

Dalam kategori Partnership (Kemitraan), Surabaya menunjukkan kemampuan kolaborasi yang matang melalui program Paket Bundling dengan Hotel yang mengintegrasikan city tour dan Bus SSCT, hingga kerja sama promosi dengan kreator digital (Famtrip Influencer) dan komunitas lokal (Meet Up Nusantara).

“Koneksi internasional juga diperkuat dengan Famtrip China Southern Airlines untuk menjaring pasar wisata mancanegara,” terangnya.

Farah menekankan bahwa pengakuan dari MarkPlus Tourism dan Bali Tourism Board yang melibatkan akademisi dan pakar pariwisata, secara otomatis meningkatkan daya jual atau selling point Surabaya di mata wisatawan dan investor.

“Pengakuan dari ITMW 2025 membuktikan bahwa standar pengelolaan pariwisata Surabaya sejajar dengan kota-kota unggulan lainnya di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami akan menjadikan narasi ini sebagai materi promosi utama untuk memperkuat citra Surabaya sebagai Kota Global yang akuntabel, kaya budaya, dan peduli terhadap pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Setelah kampanye promosi terkait penghargaan ini dijalankan, Disbudporapar Kota Surabaya telah menetapkan indikator kunci untuk mengukur efektivitasnya. “Target kami jelas, yaitu kenaikan signifikan pada data statistik pariwisata,” katanya.

Indikator keberhasilan yang akan diukur mencakup peningkatan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara setiap tahunnya, berdasarkan data BPS dan Disbudporapar Kota Surabaya.

“Selanjutnya, kenaikan Tingkat Hunian Kamar Hotel (TPK) yang mencerminkan peningkatan minat menginap di Surabaya. Serta, kenaikan traffic yang terukur pada Website dan media sosial pariwisata Surabaya, menandakan peningkatan jangkauan dan engagement digital,” paparnya.

Farah berharap, sinergi antara program inovatif yang berbasis SDGs dan strategi promosi yang memanfaatkan kredibilitas ITMW 2025 dapat menjadikan Surabaya sebagai percontohan atau benchmark bagi kota-kota lain dalam mengelola pariwisata yang berkelanjutan dan menyejahterakan.

“Kami ingin membuktikan bahwa pariwisata yang kuat bukan hanya soal destinasi alam, tetapi juga komitmen tata kelola. Surabaya harus menjadi benchmark di Indonesia, di mana pengembangan wisata selalu beriringan dengan kelestarian budaya, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan komunitas lokal secara nyata,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *