SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut hangat kehadiran peserta rombongan Visitasi Kepemimpinan Nasional Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (RI), dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VII tahun 2022, dengan tema Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing, di Ruang Sidang Wali Kota, Senin (13/6/2022).
Ia mengatakan, keberhasilan memimpin sebuah kota adalah mampu melakukan koordinasi dan sinergi, untuk melibatkan seluruh stakeholder dan elemen masyarakat di wilayahnya. Hal ini semakin diperkuat, ketika Kota Surabaya menghadapi lonjakan kasus Covid-19, yakni pada Agustus 2021 kasus kematian menginjak 200 orang per hari.
“Disitu, saya memperkuat seluruh jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan menyerukan Surabaya Memanggil. Saya panggil seluruh stakeholder di Surabaya untuk membantu, karena pemkot membutuhkan kekuatan kebersamaan. Hasilnya ada 3.000 relawan yang membantu mengatasi Covid-19,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Menuju PPKM Level 1, Pemkot Surabaya juga bersinergi bersama Forkopimda Kota Surabaya, dan Polrestabes Kota Surabaya dengan membantu kawasan Surabaya Raya dalam menangani Covid-19. Yakni, mengirimkan mobil vaksin serta tenaga kesehatan dari Kota Surabaya menuju ke kawasan tersebut.
“Saya menghubungi Bupati Sidoarjo, Gresik, dan Madura, saya tanyakan mereka membutuhkan apa? Maka, mobil itu kita siapkan untuk turun hingga ke tingkat RW dan memberikan pelayanan vaksinasi kepada masyarakat,” ujar dia.
Sedangkan, dalam menangani pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya juga terus bersinergi dan bersinergi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Pemkot juga mengenalkan aplikasi untuk melacak dan menginput data penanganan Covid-19, yang sekaligus menjadi percontohan bagi kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Data ini yang kami sampaikan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Surabaya terpantau hingga ke Kemenkes RI, semua data terlihat, baik kesembuhan hingga angka kematian. Hasilnya, semua bantuan turun untuk Surabaya,” ungkapnya.
Ia mengingat, pengalaman terpahit saat lonjakan kasus Covid-19, ketika terdapat pasien isolasi di RS Darurat Lapangan Tembak Kota Surabaya. Saat itu, 200 pasien hampir kehabisan oksigen. Wali Kota Eri Cahyadi pun langsung meminta bantuan kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sebab, jika terlambat maka semua pasien tidak terselamatkan.
“Saat itu saya menghubungi beliau pada pukul 03.00 WIB dan mengatakan jikalau pukul 05.00 WIB belum mendapat bantuan oksigen, pasien saya tidak terselamatkan. Alhamdulillah beliau dengan kekuatan Forkopimda Jawa Timur langsung turun, dan semua pasien terselamatkan,” kenang dia.
Melalui pengalaman menangani Covid-19 dengan berkoordinasi dan saling bersinergi, Wali Kota Eri Cahyadi mendapat amanah dari Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, menjadi ketua kelas atau koordinator bagi kepala daerah di kawasan Provinsi Jawa Timur.
“Setelah pandemi Covid-19, pemkot menggaungkan ekonomi kerakyatan di tahun 20221. Alhamdulillah perkembangan perekonomian Kota Surabaya mencapai 8,8. Kontraksi -4,8, tumbuh menjadi +4,8. Artinya kita naiknya 8 persen. Salah satunya dengan menggerakkan UMKM di Kota Surabaya,” kata dia.
Setelah berhasil menangani lonjakan kasus Covid-19, Pemkot Surabaya menerapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) pada awal 2022. Sejak penerapan SOTK baru telah dilakukan kontrak kinerja dengan Kepala PD, Camat, dan Lurah berdasarkan capaian output dan outcome program pelayanan kerja untuk masyarakat Kota Surabaya.
“Evaluasi pertanggungjawaban indikator kinerja PD di lingkungan Pemkot Surabaya. Evaluasi ini berkaitan dengan penerapan SOTK, untuk mempertanggungjawabkan program yang sudah dibuat,” terang dia.
Kinerja dari masing-masing PD nantinya akan disiarkan kepada media sebagai bentuk transparansi Pemkot Surabaya mengenai program kerja. Yakni, output dan outcome program pelayanan kerja untuk masyarakat Kota Surabaya.
“Mulai pekan depan, setiap hari Jumat, Sekda Kota Surabaya, Asisten Wali Kota, para Kepala PD, Camat, dan Lurah, harus membuka pintu ruangannya untuk didatangi masyarakat yang memiliki masalah dan harus terselesaikan. Bahkan, setiap hari Sabtu, saya akan kembali berkantor di kecamatan,” jelas dia.
Dari situ, ia ingin melihat kinerja para jajaran Pemkot Surabaya. Ia juga menginginkan setiap kantor di lingkungan pemkot menayangkan program kerja dengan anggaran yang dimiliki, penyerapan anggaran, maupun yang sudah di lelang. Hingga kontrak kinerja mereka.
“Saya juga akan tampilkan di videotron di Kota Surabaya. Saya menginstruksikan nomor telepon Camat, Lurah, termasuk nomor telpon saya agar bisa menyelesaikan persoalan masyarakat. Seperti adminduk, pemberian 3.000 kursi roda untuk MBR dan total 3.400 Rutilahu bagi masyarakat,” kata dia.
Di sisi lain, Wali Kota Eri Cahyadi terus berupaya mengentaskan SDM dengan memanfaatkan UMKM warga sekitar di kawasan wisata Jembatan Surabaya, Jembatan Sawunggaling, hingga GBT Kota Surabaya. “Selain itu, pemkot juga bersinergi dengan berbagai perguruan tinggi di Kota Surabaya untuk mengengentaskan bayi stunting dan gizi buruk. Karena kita harus menyiapkan kader-kader pemimpin bangsa,” ujar dia.
Untuk membahagiakan warga Kota Surabaya, para ASN di lingkungan Pemkot Surabaya juga diwajibkan membayarkan zakat 2,5 persen. Hasilnya, dana dari zakat yang terkumpul digunakan untuk memberikan bantuan kursi roda hingga Rutilahu di Kota Pahlawan.
“Tahun 2021, seragam sekolah dikerjakan oleh UMKM kategori MBR yang telah dilatih Pemkot Surabaya. Saya juga membuat aplikasi E-Peken untuk memasarkan produk para toko kelontong dan UMKM, para ASN saya wajibkan untuk berbelanja produk, baik sembako atau batik,” tegas dia.
Tak hanya itu saja, Wali Kota Eri Cahyadi juga telah menandatangani MOU bersama pemilik hotel di Kota Surabaya untuk menggunakan produk UMKM. Mulai dari sandal hotel, handuk, hingga peralatan mandi di hotel. Bahkan, pemkot juga menggunakan aset miliknya untuk digunakan dan dikerjakan oleh MBR.
Hal Ini adalah salah satu upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran melalui program Padat Karya. Yakni pengolahan lahan pertanian dan non pertanian. “Di Kecamatan Gubeng aset pemkot non pertanian digunakan sebagai barber shop, cafe, hingga tempat cuci motor. Di Kecamatan Pakal digunakan untuk tambak, Kecamatan Kenjeran digunakan sebagai lahan pertanian, dan Kecamatan Tenggilis sebagai tempat laundry dan tempat jahit,” terang dia.
Sementara itu, Widya Iswara Ahli Utama Lembaga Administrasi Negara RI, Suseno menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Surabaya beserta jajarannya yang telah menerima kunjungan rombongan Visitasi Kepemimpinan Nasional Lembaga Administrasi Negara RI Tingkat II Angkatan VII tahun 2022.
Suseno menjelaskan, alasan memilih Kota Surabaya pada Visitasi Kepemimpinan Nasional, adalah kemampuan Pemkot Surabaya yang dikomandoi oleh Wali Kota Eri Cahyadi mampu menyelesaikan berbagai persoalan di Kota Pahlawan dalam waktu singkat. Mulai dari penanganan Covid-19 hingga peningkatan SDM.
“Serta kebijakan, strategi, dan inovasi Pemkot Surabaya dalam meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing,” pungkas Suseno selaku pimpinan rombongan. (q cox)