SURABAYA (Suarapubliknews) – Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam pengembangan kapal wisata guna pengembangan sektor kemaritiman di Indonesia.
Menteri Perhubungan RI Ir Budi Karya Sumadi mengatakan kerjasama ini dilatarbelakangi oleh amanah dari Presiden RI kepada Kemenhub untuk membangun pariwisata di Indonesia. “Amanahnya adalah membuat empat Bali baru, dua (dari empat Bali baru, red) itu di antaranya ada wisata lautnya yakni di Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Kerjasama pengembangan kapal wisata dengan ITS ini juga merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap hasil karya anak bangsa dalam negeri. Apalagi, ITS merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang terkenal dengan teknologi di sektor kemaritiman. Sehingga sangat tepat bila menunjuk ITS untuk kerja sama ini.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochammad Ashari M Eng mengatakan, ITS sebelumnya telah banyak dilibatkan oleh Kemenhub RI, khususnya dalam bidang transportasi laut. Contohnya, dulu ada kerja sama pembuatan kapal berbahan baku bambu karena keterbatasan bahan baku kayu di Indonesia.
“Namun, kali ini Menhub meminta (kerja sama, red) pembuatan kapal wisata sebanyak dua buah dari ITS. Kapal-kapal wisata tersebut akan ditempatkan oleh Kemenhub di Pulau Bunaken, Sulawesi Utara dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur,” katanya.
Kepala Departemen (Kadep) Teknik Perkapalan ITS Ir Wasis Dwi Aryawan MSc PhD dalam presentasinya, menyampaikan bahwa pengembangan kapal wisata akan diarahkan dengan model Glass Bottom Boat yang dapat menyajikan pemandangan alam bawah laut pada wisatawan melalui kaca yang dipasang di bawah kapal.
“Untuk Pulau Bunaken terdapat tiga trip dalam sehari, sedangkan pulau Labuan Bajo ada tiga trip, sekali trip memakan waktu dua jam,” terangnya..
Kapal yang rencananya akan dibuat dengan material baja itu memiliki inovasi, khususnya pada sumber tenaga. Kapal wisata tersebut menggunakan electric propulsion atau penggerak listrik terintegrasi penuh dari genset, solar cell, baterai, dan tenaga listrik dari PLN.
“Semuanya akan disimpan di baterai untuk menggerakkan electric propulsion yang tidak akan menimbulkan kebisingan. Selain itu, kapal ini akan dibentuk dengan desain monohull dan direncanakan dapat mengangkut 125 penumpang,” lanjut Wasis.
Wasis juga menambahkan, kapal ini nantinya akan menggunakan material akrilik untuk kaca di bawah kapal. “Akrilik dinilai lebih kuat dan memiliki kekuatan tiga kali lipat daripada kaca terhadap benturan,” tuturnya.
Kapal ini juga dinilai sesuai dan nyaman apabila gelombang yang diterima tidak terlalu besar. Dengan mempertimbangkan aspek harga beli, kapal ini diestimasikan dapat menarik tiket wisatawan sebesar 200 hingga 300 ribu dalam pengoperasiannya di masa yang akan datang. (q cox)