BANYUWANGI (Suarapubliknews.net) – Kementerian Pariwisata menetapkan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah penyelenggara festival terbaik di Indonesia. Banyuwangi dinilai mampu menyelenggarakan even festival secara konsisten yang menampilkan nilai-nilai kultural dan komersial dengan apik.
Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meluncurkan agenda Banyuwangi Festival 2018 di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Arief mengatakan, dari kurasi yang dilakukan tim Kemenpar, Banyuwangi setidaknya memenuhi syarat terbaik sebagai daerah penyelenggara festival. Sejak 2011, Banyuwangi ajeg menggelar festival yang diawali dari 7 atraksi wisata, hingga tahun 2018 ini mencapai 77 atraksi.
“Selain itu, dalam menyelenggarakan festival,Banyuwangi mampu menyeimbangkan antara nilai budaya (cultural value) dengan nilai komersial (commercial value) untuk menjaga kelangsungan serta meningkatkan kualitas festivalnya,” jelas Arief.
“Yang tidak kalah penting adalah kemampuan Banyuwangi menggerakkan partisipasi publik untuk mengembangkan pariwisata bersama-sama. Artinya pengembangan pariwisata menjadi program bersama rakyat, bukan program pemerintah daerah saja. Itu yang mahal, karena berarti ada modal sosial pariwisata,” imbuh Arief.
Tahun 2018, Banyuwangi kembali merilis sederet agenda wisata yang dikemas dalam Banyuwangi Festival. Akan ada 77 event wisata atraktif yang akan mengeksplorasi seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah yang pastinya akan menjadi tontonan menarik bagi wisatawan.
Arief mengakui bahwa Banyuwangi telah menunjukkan efektivitas sektor pariwisata dalam menggerakkan ekonomi lokal. Beragam program pengembangan pariwisata mampu mendorong perekonomian lokal. Mulai dari peningkatan kunjungan wisatawan, meningkatnya investasi di daerah, hingga pendapatan perkapita warganya.
“Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lain bagaimana pariwisata menggerakan perekonomian daerahnya. Dan ini harus banyak ditiru daerah lain,” kata Arief.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan beragam program pengembangan pariwisata mampu mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Untuk turis domestik ke Banyuwangi, meningkat dari 497.000 (2010) menjadi 4,01 juta (2016).
Adapun wisatawan mancanegara dari 5.205 (2010) menjadi 91.000 turis (2017) dengan pendapatan devisa Rp 546 miliar berdasar perhitungan Kementerian Pariwisata.
“Selain itu, berkah pariwisata investasi di daerah juga bergairah. Pada tahun 2018 ini, akan berdiri 3 tiga hotel baru lagi yakni Hotel Ilira, Aston, dan jaringan Alila. Ini melengkapi berbagai hotel berbintang yang telah ada,” jelas Anas.
Semua itu, kata dia, ikut mendorong peningkatan pendapatan per kapita warga Banyuwangi yang melonjak dua kali lipat dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 41,5 juta per orang per tahun (2016); serta mendorong penurunan kemiskinan hingga menjadi 8,79 persen pada 2016, di bawah rata-rata angka kemiskinan di Jawa Timur yang masih tembus 11 persen. (q cox)