BENGKULU (Suarapubliknews) – Perempuan Indonesia harus memiliki peran yang penting dalam pembangunan bangsa. Menurutnya dengan memiliki andil besar, perempuan mampu mendorong bangsa Indonesia lebih maju.
Hhal ini disampaikan Kata Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jatim Isye Adhy Karyono usai menghadiri acara menjahit bendera merah putih di Balai Semarak Jl. Basuki Rahmat No.5, Belakang Pd., Kec. Ratu Samban, Kota Bengkulu, Prov. Bengkulu. “Sebagai perempuan Indonesia kita harus sama harus sejajar dalam artian kita punya andil yang sama punya kewajiban yang sama dalam pembangunan bangsa,” katanya.
Isye menjelaskan bahwa peran dari perempuan utamanya para istri dan para ibu dalam pembangunan dapat dilakukan dengan berupaya membentuk generasi masa depan yang berkarakter dan bebas stunting.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memenuhi gizi anak dengan seimbang sesuai kebutuhan dan memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. “Sebagai ibu yang mengasuh anak, kemudian mengurus keluarga, dan membesarkan anak-anaknya dengan baik,” jelasnya.
Menurutnya, sebagai perempuan Indonesia harus bisa meneladani Ibu Fatmawati. Sebagai ibu negara pertama, lanjutnya, Ibu Fatmawati mengajarkan bahwa seorang istri harus selalu memberikan dukungan kepada suaminya meskipun dengan berbagai keterbatasan yang dihadapi saat itu.
“Kita bisa meneladani ibu Fatmawati tetap mendampingi suami memberikan semangat dengan sabar dengan tekun. Salah satunya dengan menjahit bendera merah putih, ibu Fatmawati menjahit bendera merah putih ketika persiapan kemerdekaan Indonesia,” imbuhnya.
Isye menambahkan dengan menjahit bendera merah putih selama 2 hari dan sekarang menjadi bendera pusaka, Ibu Fatmawati telah meneladani bahwa dengan menjadi seorang istri, seorang ibu yang mengandung pun dapat memberika kontribusi bagi bangsa dan negaranya.
“Ini tentunya suatu hal yang besar dan patut untuk kita teladani dan kita selalu ingat dan kita ambil hikmah atau nilai-nilai bahwa perempuan Indonesia harus punya peran penting dalam pembangunan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Isye juga mengatakan peran seorang istri dalam mendukung suaminya dengan semangat, tekun dan sabar juga akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja suaminya. Utamanya bagi mereka yang suaminya bekerja dan memegang jabatan di lingkungan kerjanya terlebih jika seorang aparatur negara.
Ia menyebut bentuk dukungan tersebut dapat berupa peran aktif para istri atau para ibu dalam organisasi-organisasi atau kegiatan – kegiatan sosial. Hal tersebut tentu berbeda dengan yang dilakukan Fatmawati untuk mendukung Soekarno dalam persiapan kemerdekaan RI.
“Untuk sekarang mungkin dengan tantangan-tantangan yang ada, beda dimensi, beda jaman, kita tetap bersemangat dan dengan mendampingi suami dengan menjadi perempuan kita tetap harus mengisi kemerdekaan dan tetap punya andil dalam pembangunan negara Indonesia ini,” sebutnya.
Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau dikenal Bintang Puspayoga menyampaikan acara menjahit bendera merah putih kali ini sebagai salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Ibu ke-94 tahun 2022.
Menurutnya acara ini adalah salah satu acara yang cukup strategis sebagai momen menjaga ketersambungan nilai sejarah perjuangan Ibu Fatmawati Soekarno dan perempuan Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Menjahit bendera merah putih di Bengkulu ini juga menyimpan pesan bahwa para ibu bangsa saat ini perlu menyadari kembali perannya sebagai penjahit semangat generasi, dan pendidik pertama putra-putri negeri dan pencetak para pemimpin Generasi masa depan,” katanya.
Sebagai informasi, Acara menjahit bendera merah putih ini digelar oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ibu ke-94 tahun 2022. (Q cox, tama dini)