SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Kirab Budaya menjadi pilihan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat mendaftarkan 50 Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.
Kirab tersebut dimulai dari titik pemberangkatan Kantor DPD PSI Kota Surabaya menuju Kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) dengan konvoi menggunakan kendaraan mulai dari motor, mobil hingga kereta kelinci sebagai bentuk kearifan lokalnya.
Wakil Ketua DPD PSI Kota Surabaya Bidang Media dan Komunikasi Publik, Endy Rizky Putri Supriyono mengatakan Kirab Budaya di pilih bertujuan untuk terus aktif melestarikan adat istiadat dan seni tradisional, dalam Kirab Budaya tersebut PSI Kota Surabaya mewajibkan seluruh bacalegnya untuk memakai baju adat dari berbagai daerah.
“Dimulai dengan sesi “Pecah Kendi”, acara tersebut juga semakin meriah dengan diiringi oleh perpaduan musik gamelan dan angklung. Tidak hanya Bacaleg yang menjadi partisipan, namun simpatisan PSI berasal dari berbagai daerah di Surabaya juga turut meramaikan kirab tersebut hingga mencapai total kurang lebih 300 orang,” terangnya.
Ketua DPD PSI Kota Surabaya, Erick Komala juga punya cara tersendiri untuk ikut meramaikan acara tersebut dengan mengendarai mobil antik miliknya yang kerap dikenal sebagai mobil Mr. Bean.
“Hari ini saya mewakili semangat dan suka cita dari ke-50 bacaleg kami untuk mendaftarkan dan menyerahkan berkas ke kantor KPU. Target di Surabaya 8 kursi. Kami mengupayakan untuk melipatgandakan suara, karena tiap dapil kami targetkan dapat kursi,” katanya.
Di lain kesempatan, saat ditanya mengenai kabar mundurnya seorang pengurus DPD PSI Kota Surabaya, Erick menjelaskan keluar masuk partai bagi kader itu sudah biasa, itu adalah proses pendewasaan diri dalam berpolitik. Ada yang sadar diri keluar sebelum dikeluarkan dan ada yang memilih untuk tetap dalam satu komando.
“Kalau menyangkut berita kepindahan, sebenarnya kami tahu kalau ada partai politik tertentu yang mengincar kader-kader PSI, mulai dari para anggota dewan incumbent hingga pengurus baik struktural maupun tidak ditawari pindah partai dengan iming-iming tertentu, tetapi untungnya banyak kader kami yang masih memiliki integritas yang tinggi, sehingga mereka menolak untuk pindah,” terangnya.
Wakil Ketua DPD PSI Kota Surabaya Bidang Hukum, Dino Wijaya pun ikut menjelaskan, Di DPD PSI Kota Surabaya tidak mengenal jabatan Direktur Eksekutif. “Teman-teman wartawan bisa menanyakan Surat Keputusan (SK)nya. Kami menghimbau untuk santun dalam berpolitik jangan sampai memberikan statement yang berakibat hokum,” ujarnya.
Mengenai adanya pemberitaan terkait hal tersebut, DPD PSI Kota Surabaya menegaskan akan tetap fokus dalam proses yang dijalani saat ini, yaitu persiapan Pemilu 2024. Endy menambahkan saat ini, fokus utama ditujukan ke kader-kader yang akan maju dalam ajang Pemilu, dengan penguatan strategi dan persiapan yang semakin matang, serta optimisme yang dibangun bersama.
“Kepindahan ini sebaiknya tidak perlu disikapi secara berlebihan karena tidak ada efek yang signifikan terhadap partai. Tidak akan tergoyahkan, jika memang dimaksudkan seperti itu. Tak gentar, kami tetap maju dengan tegapnya. Masyarakat di era digitalisasi ini juga sudah semakin smart kok,” tukasnya. (q cok, tama dini)