PemerintahanPeristiwa

Komunitas Nol Sampah Surabaya Minta Pemkot Hilangkan Kegiatan Lepas Balon Gas ke Udara

65
×

Komunitas Nol Sampah Surabaya Minta Pemkot Hilangkan Kegiatan Lepas Balon Gas ke Udara

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Komunitas Nol Sampah Surabaya menyatakan kekecewaannya terhadap kegiatan pelepasan ratusan balon gas ke udara di acara Festival Rujak Uleg 2025 yang merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732, karena dinilai akan berdampak buruk bagi lingkungan.

Menurut Wawan Some, balon yang berisi gas helium atau hydrogen tersebut akan jatuh entah dimana. Bisa dilaut, sungai, gunung, hutan atau dipemukiman. Banyak fakta yang mengungkapkan balon yang khususnya jatuh ke laut justru membunuh biota.

“Banyak yang mati karena terjerap balon yang mungkin dilepas dari tempat yang berjarak ratusan atau ribuan kilometer. Tidak sedikit yang mati Karena menelan balon yang sudah jatuh tersebut,” terangnya.  Senin (19/05/2025

Di mangatakan, bahwa balon lateks termasuk jenis sampah laut yang paling mematikan bagi burung laut. Disebutkan balon lateks 32 kali lebih mungkin membunuh burung laut daripada sampah plastik.

“Balon yang mengambang di lautan oleh Penyu tidak dapat dibedakan dengan ubur-ubur, sehingga banyak penyu mati ditemukan dengan balon lateks di perutnya,” jelasnya. Senin (19/05/2025)

Balon udara yang biasanya dilepas jenisnya ada yang terbuat dari bahan foil (lapisan plastik dan logam) dan lateks (Karet). Balon yang dari bahan foil baru bias terurai di alam setelah ratusan tahun.

Balon dari bahan ini juga sulit untuk didaur ulang. Sedangkan balon Lateks terbuat dari getah pohon karet, namun ditambahkan bahan kimia salah satunya pigmen warna. Balon lateks untuk bias terurai di alam butuh waktu bertahun-tahun.

“Ada yang menyebut butuh waktu 4 tahun sebulan balon lateks untuuk bias terurai di alam. Dan balon lateks termasuk jenis bahan yang sulit didaur ulang,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Wawan, kegiatan pelepasan balon gas dalam acara seremonial sudah mulai dihilangkan bahkan ada beberapa Kota di Dunia yang melarang acara pelepasan balon gas.

Oleh karenanya, Komunitas Nol Sampah Surabaya minta agar Walikota Surabaya melihat kasus pelepasan balon ke udara dalam acara seremonial Festival Rujak Uleg sebagai pembelajaran dan tidak ada lagi kegeiatan pelepasan balon di Surabaya, apalagi kegiatan tersebut merupakan kegiatan resmi Pemerintah Kota Surabaya.

Komunitas Nol Sampah berharap kegiatan pelepasan balon di Kota Surabaya dilarang. “Untuk itu kami berharap Walikota Surabaya mengeluarkan Surat Edaran untuk melarang pelepasan balon ke udara pada setiap kegiatan yang dilakukan di Kota Surabaya,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *