Jatim RayaPemerintahan

Kongres III Pergunu, Wagub Emil: Guru Simbol Jembatan Ilmu dan Akhlak Di Era Globalisasi

85
×

Kongres III Pergunu, Wagub Emil: Guru Simbol Jembatan Ilmu dan Akhlak Di Era Globalisasi

Sebarkan artikel ini

MOJOKERTO (Suarapubliknews) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak membuka Kongres III Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu) yang diadakan di Pondok Pesantren Ammanatul Ummah pada Kamis (26/5).

Di kesempatan ini, Wagub Emil mengajak para guru Nahdatul Ulama untuk menjadi filter moral, serta pemberi arahan dan wawasan bagi generasi muda di era globalisasi. Pasalnya, sosok yang dapat menjembatani antara agama dan perkembangan ilmu pengetahuan adalah guru. “Guru itu elemen yang sangat penting dalam menopang eksistensi Nahdatul Ulama karena menjadi simbol kesinambungan ilmu pengetahuan dan akhlak,” ungkapnya.

Wagub Emil menyebut peran guru begitu besar dan krusial di zaman ini. Bukan sebatas menyampaikan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai yang baik dan menjadi penyaring bagi berbagai perkembangan di era globalisasi.

“Kita berada di zaman ketika arus globalisasi menghadapkan generasi muda pada berbagai tantangan baru. Peran pendidik di sini sangat penting, sebagai peneguh moral dan filter,” katanya.

Ia mengatakan, guru bukan cuma tenaga pengajar, tetapi semua orang yang memiliki peran untuk mendidik. Salah satunya selain orang tua, adalah ulama. “Ulama pun sejatinya adalah guru Konteks guru ini luas, tidak hanya satu bidang ilmu tapi juga berbagai bidang ilmu. Tugas pendidik bukan hanya mengajari melainkan juga memberi arahan serta menggali potensi diri siswanya,” tambahnya.

Di akhir, Wagub Emil berharap agar Pergunu dapat terus berkiprah di dunia pendidikan dan memberikan kontribusi terbaiknya. “Semoga NU dan Pergunu dapat selalu memberikan yang terbaik, yang excellent, yang luar biasa,” tutupnya.

Pembukaan Kongres III Pergunu ini ditandai dengan pemotongan pita serta pembukaan bazaar di Ponpes Ammanatul Ummah Pacet, Mojokerto oleh Wagub Emil dan Ketua Umum PP Pergunu Indonesia KH. Asep Saefuddin Chalim. (Q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *